Cara Hannah Al Rashid Tetap Aktif saat Menstruasi, Bisa Dicoba Girls!

Hannah Al Rashid
Sumber :
  • Instagram Hannah Al Rashid

VIVA Lifestyle – Stigma mengenai menstruasi masih melekat di tengah masyarakat Indonesia. Tidak jarang pandangan “kotor” selama menstruasi menjadi momok tersendiri bagi perempuan Indonesia, contohnya banyak yang merasa malu dan harus menyembunyikan kata menstruasi dengan kata “datang bulan” atau “dapet”. 

Faktanya, UNICEF Indonesia menyatakan sebanyak 78 persen remaja perempuan dan juga ibu mencuci pembalut mereka sebelum dibuang karena ketakutan akan stigma “kotor” tersebut. Selain itu, penelitian UNICEF Indonesia menemukan hanya sebagian perempuan mengganti pembalut mereka setelah delapan jam penggunaan.

Sebagai seorang perempuan aktif, Hannah Al Rashid pun merasakan bahwa stigma akan menstruasi cenderung negatif di masyarakat. Terlebih, istri Nino Fernandez itu juga memiliki pengalaman yang cukup menyulitkannya untuk beraktivitas selama menstruasi.

"Saya rasa pasti setiap perempuan punya pengalaman berbeda saat menstruasi. Kalau saya kadang mengalami hot fluss, kadang merasa panas banget saat aktivitas. Makanya bawa ekstra underware agar aman," ujar Muse Nona Woman Organic Pads itu, dalam acara virtual, beberapa waktu lalu.

Tak hanya itu, setiap memahami dirinya sedang menstruasi, artis kelahiran London itu selalu membawa 'emergency kits' miliknya. Hal itu sebagai upaya agar momen menstruasi tak menghambat aktivitasnya sehingga bisa lebih maksimal saat bekerja.

Di sisi lain, emergency kits tersebut membuat Hannah lebih percaya diri untuk menunjukkan kondisi biologis yang dialami sehingga lingkungan sekitar bisa memahami kondisinya saat menstruasi.

"Emergency kits dengan oil. Kunyit atau jamu suplemen herbal karena saat mens saya merasa lebih bagus makan itu. Saya lebih banyak mual saat mens tuh. Pokoknya, apapun yang trigger mual dan apa yang bisa bantu, harus tahu. Mulai dari Hot Water, Oil, Extra Pads, Extra Underware, saat syuting juga tergantung dengan obat, harus bawa," tutur pemain Ratu Ilmu Hitam itu.

Hannah juga dengan percaya diri selalu menjelaskan bahwa kondisi tersebut selalu terjadi saat menstruasi agar orang sekitar mau memahami dan mungkin membantu. Dengan begitu, secara tidak langsung lingkungan dapat mendukung sehingga dari sisi mental membantu tiap perempuan untuk menghadapi pengalaman yang dialami saat menstruasi.

"Saya beritahu sekitar saya dan bisa bantu. Dari setiap bulan merasa kesakitan terus, biasanya sampai 4 hari. Tapi saat ini cuma 1 hari karena usai konseling mental health juga. Jadi menurut saya itu (pengalaman mens) perlu didukung untuk nggak hanya jaga tubuh tapi juga mental health. Ternyata mental health sangat pengaruhi menstruasi," tutur Hannah.

Senada dengan itu, Co-Founder Nona Nicole Jizhar mengatakan bahwa dampak dari stigma negatif dan tabu menurutnya sudah mempengaruhi kualitas hidup perempuan Indonesia. Terlebih, Nicole merasa hal ini dapat mengarah ke ketidaksetaraan gender ditengah masyarakat. 

"Kini sudah waktunya untuk angkat bicara dan tidak berdiam diri atau merasa malu dengan menstruasi. Nona ingin mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk memulai revolusi menstruasi," ujar Nicole.

Nicole melalui Nona berharap dengan lebih lantang berbicara mengenai menstruasi, pihaknya bisa mengedukasi lebih banyak perempuan dan bahkan pria di tanah air. Dengan begitu, kita sama-sama dapat menghilangkan stigma negatif dan menciptakan pandangan baru bahwa menstruasi adalah proses yang normal dan patut dirayakan.


 
Lebih lanjut lagi, misi utama dibalik kampanye #RevolusiMenstruasi dan peluncuran Nona Organic Pads adalah untuk melawan period poverty. Sebelumnya, Nona juga sudah melakukan beberapa inisiatif untuk mengurangi period poverty di Indonesia seperti edukasi gratis yang mudah dipahami di saluran digital seperti podcast Nona Chats, aplikasi Nona Woman dan artikel di situs web.

Nona juga melakukan Lokakarya Pendidikan (workshop) untuk universitas serta melakukan edukasi dan donasi pembalut yang dapat digunakan kembali untuk masyarakat di daerah pedesaan kurang mampu di Papua.
 
"Bagi kami, period care and education should not be a luxury. Ini adalah hak dasar kemanusiaan bagi semua perempuan. Misi Nona yang terutama adalah untuk mengatasi period poverty di Indonesia. Cara kami adalah dengan menyediakan produk perawatan menstruasi yang organik, aman, dan lebih terjangkau. Selain itu, kami ingin mengedukasi dan meningkatkan pengetahuan perempuan Indonesia mengenai menstruasi. Sehingga, mereka dapat memiliki pengalaman menstruasi yang lebih sehat dan nyaman,” ungkap Co-Founder Nona, Monica Pranatajaya.