Awas! Anak di Bawah 8 Tahun Berisiko Kena Gejala Monkeypox Lebih Berat dari Orang Dewasa

Ilustrasi anak sakit.
Sumber :
  • Freepik/DCStudio

JAKARTA – Kasus cacar monyet atau monkeypox (Mpox) di Indonesia dalam beberapa pekan terus mengalami peningkatan. Data hingga Rabu, 8 November 2023, telah tercatat 38 kasus cacar monyet di mana kasus tersebar di provinsi DKI Jakarta (29 kasus), Banten (5), dan Jawa Barat (4). Dari hitungan epidemiologi, diperkirakan bisa mencapai 3.600 kasus di Indonesia dalam setahun.

Cacar monyet adalah penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Penularannya terjadi ketika seseorang bersentuhan dengan virus dari hewan yang terinfeksi, orang yang terinfeksi, atau bahan yang terkontaminasi virus. 

Pada manusia, gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar air, namun lebih ringan. Gejala dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Perbedaan utama antara gejala cacar air dan cacar monyet adalah bahwa cacar monyet menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati), sedangkan cacar air tidak. Masa inkubasi cacar monyet biasanya dari 6 hingga 13 hari tetapi dapat pula 5 hingga 21 hari.

Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional Jamu Indonesia (PDPOTJI) Dr. (cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si menyampaikan pentingnya masyarakat khususnya anak-anak untuk menjaga imun tubuh saat ada wabah menular terutama dari virus. 

Walaupun kasus cacar monyet jarang terjadi pada anak, namun, anak yang berusia di bawah 8 tahun memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan orang dewasa dalam mengalami gejala cacar monyet yang lebih berat. 

"Ada banyak cara bagaimana kita dapat menjaga imun tubuh, mulai dari mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, istirahat yang cukup, menjaga hidrasi, sampai olahraga,” kata dr Inggrid, di Jakarta, Jumat, 10 November 2023.

Namun menghadapi virus yang menular dengan cepat terutama kepada anak-anak, masyarakat diharapkan lebih optimal dalam menjaga kekebalan tubuh. 

"Pada kondisi yang demikian, diperlukan asupan dari luar karena belum tercukupinya kebutuhan vitamin dan mineral yang berasal dari makanan sehari-hari. Karenanya kita membutuhkan tambahan asupan vitamin atau nutrisi berbahan herbal. Tapi ingat, harus yang aman,” jelasnya.

Terkait dengan pemilihan vitamin herbal ini, dr Inggrid secara khusus memberikan tips yang tepat di saat tingginya kasus wabah menular seperti Cacar Monyet, antara lain:

Ilustrasi cacar monyet/monkeypox.

Photo :
  • Freepik

1. Pastikan keamanan produk vitamin herbal dengan cek nomor registrasi Badan POM. Jika memiliki sertifikat fitofarmaka, itu lebih baik, karena telah teruji klinis.
2. Pilih produk yang aman digunakan dalam jangka panjang.
3. Pilih produk yang terbukti efektif dalam meningkatkan imun tubuh atau bersifat imunomodulator.
4. Utamakan produk vitamin herbal yang telah dianjurkan oleh para ahli atau tenaga kesehatan.
5. Gunakan sesuai petunjuk.

Menanggapi kondisi ini, Research and Business Development Director Dexa Group, Prof. Raymond Tjandrawinata, mengungkapkan, di antara obat-obatan berbahan alam, tanaman meniran hijau telah teruji klinis sebagai imunomodulator. 

"Meniran ini ternyata aktif terhadap berbagai macam patogen. Sehingga baik spesific maupun non-spesific immune system, imunitas bisa naik dengan menggunakan tanaman asli Indonesia ini,” tegas Prof. Raymond.

Tanaman meniran telah melalui uji klinis untuk berbagai penyakit, salah satunya untuk pasien TBC, hepatitis, infeksi saluran pernapasan akut, dan campak Jerman. Prof. Raymond juga mengatakan, Stimuno melakukan uji klinis meniran untuk infeksi virus SARS-COV-2 gejala ringan hingga sedang. Bahkan keamanan dan efektivitas Stimuno untuk penggunaan jangka panjang juga sudah dibuktikan melalui uji klinis pada penelitian. 

"Keuntungan Klinis Phyllanthus niruri L (Meniran) sebagai Imunostimulator pada pasien TB paru-paru oleh Munawar ML dkk. Uji klinis ini menunjukkan bahwa Stimuno tidak memiliki efek samping secara signifikan pada penggunaan jangka panjang selama 6 bulan," paparnya.

"Dengan demikian Stimuno sebagai imunomodulator dapat digunakan untuk memperbaiki sistem imun untuk pencegahan maupun terapi pada pasien dengan berbagai infeksi virus,” imbuh Prof. Raymond.