Cuaca Panas Meningkatkan Risiko Demam Berdarah, Kemenkes Lakukan 6 Strategi Pencegahan

Ilustrasi nyamuk.
Sumber :
  • Pexels/icon0.com

VIVA – Kementerian Kesehatan menyoroti bahaya cuaca panas dan terik beberapa hari terakhir berpotensi meningkatkan kasus deman berdarah (dengue). Hal ini dipicu oleh genangan air hujan yang menjadi tempat nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak.

"Kalau saya bilang akhir-akhir ini hujan deras, kemudian tiga empat hari panas. Ini yang menyebabkan genangan yang ada dari hujan itu berpotensi menimbulkan banyak sarang nyamuk untuk berkembang biak (breeding place)," ucap Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi.

"Sebetulnya dari sisi epidemiologi, lebih aman kalau hujan terus ada karena airnya akan terganti. Kalau sekarang hujannya berbahaya untuk terkait dengue," sambungnya.

Penyakit Demam Berdarah di Jakarta dikatakan meningkat sejak memasuki tahun 2024.

Photo :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Imran membeberkan dalam data kumulatif Kemenkes per 18 Maret 2024 menunjukkan 35.556 kasus dengue dengan 290 kematian. Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Lampung adalah provinsi dengan kasus terbanyak.

Kemenkes telah melakukan enam langkah strategis untuk memberantas dengue yakni, Manajemen Vektor, untuk mengendalikan kasus sebelum masa penularan dengan memberdayakan masyarakat melalui gerakan 1 rumah 1 jumantik dan pemeriksaan jentik.

Selanjutnya ada Penerbitan Aturan, seperti PNPK terkait tata laksana infeksi dengue pada dewasa, anak-anak, dan remaja serta penggunaan RDT dengue untuk diagnosis dini. Surveilans dengue secara data seketika, melalui pengembangan SIARVI, pembentukan tim gerak cepat dalam penanggulangan KLB dan sistem kewaspadaan dini KLB.

Diseminasi dan sistem kewaspadaan dini KLB, mendorong partisipasi masyarakat dalam gerakan PSN 3M Plus dan revitalisasi POKJANAL. Manajeman program, kemitraan dan komitmen pemerintah, penyusunan RPM penanggulangan dengue, ajakan kepada pemerintah daerah untuk membuat peraturan tentang pencegahan dan pengendalian dengue.

Pengembangan kajian penelitian dan inovasi pengembangan teknologi wolbachia di Semarang, Bontang, Bandung dan Jakarta Barat.

Upaya ini tidak bisa dilakukan sendiri oleh Kemenkes, melainkan membutuhkan kerjasama dari semua pihak untuk mengatasi penyakit dengue.

"Memang beberapa kegiatan ini tidak bisa kita lakukan sendiri-sendiri, kita semua harus bersama-sama mengatasi penyakit dengue," ujarnya.