5 Tipe Sahabat Sebaiknya Dihindari

teman sahabat
Sumber :
  • istockphoto

VIVAlife - Dikelilingi banyak teman memang menyenangkan. Kita memiliki banyak tempat berbagi sekaligus sandaran saat tertimpa masalah. Namun nyatanya, menemukan teman menyenangkan tidak mudah.

Dalam psikologi klinis, ada beberapa jenis teman yang justru berpotensi menjadi musuh. Sekilas mungkin terlihat baik dan menyenangkan, tapi semakin lama mengenalnya justru semakin menguras emosi dan kelelahan psikologis.

Kita bisa berteman dengan siapapun. Tetapi untuk menjadikannya sahabat, sebaiknya pilih-pilih. Kenali karakter seseorang yang sebaiknya jangan dijadikan sahabat, seperti dikutip iVillage:

Tukang ingkar janji
Karakter:
tidak segan-segan membatalkan janji secara mendadak dengan alasan yang selalu tidak jelas. Kebiasaan membatalkan janji ini seolah sudah menjadi bagian dari kepribadiannya. Satu atau dua kali mungkin bukan masalah. Tapi, jika setiap saat tentu membuat kita emosi.

Pengkhianat
Karakter:
tidak bisa menjaga rahasia walau sudah berjanji tutup mulut. Jika dikonfrontasi, akan mati-matian membela diri dengan memelintir fakta. Biasanya baru akan minta maaf ketika sudah terpojok. Namun, cenderung akan mengulangi perbuatan serupa.

Egosentris
Karakter:
yang menjadi pusat perhatiannya selalu diri sendiri. Semua harus membuat dirinya nyaman tanpa peduli perasaan orang lain. Jika sedang bertukar cerita, semua kalimatnya hampir selalu diawali dengan 'Aku...'. Tipe ini cenderung kurang memiliki empati.

Kompetitor
Karakter:
setiap urusan adalah tentang menang dan kalah. Setiap kita melakukan sesuatu yang membuatnya merasa terancam, dia tidak akan segan-segan mencari cara menjatuhkan kita. Kompetisi memang sehat. Tapi, memiliki teman yang selalu memandang kita sebagai pesaing daripada sebagai teman sangat tidak sehat.

Pencari kesalahan
Karakter:
cenderung memilih memutuskan persahabatan daripada harus berhenti mengkritik. Tidak satupun tindakan kita yang tidak lepas dari kritikannya. Saran yang diberikannya tidak pernah jauh dari awalan, 'Seharusnya kamu...' atau 'Salah kalau kamu begitu karena...'.