Waspada Jenis Jajanan Anak yang Berbahaya

Ilustrasi minuman berwarna
Sumber :
  • iStockphoto

VIVAlife - Keseharian anak sekolah tidak dapat terlepas dari jajanan yang pada umumnya disajikan dalam warna-warni yang mencolok. Selain itu, alasan anak tertarik membeli jajanan tersebut karena rasa yang gurih dan lezat.

Survei Badan POM tahun 2008 yang melibatkan 108.000 responden pada 4.500 SD dan Madrasah Ibtidaiyah di 18 provinsi menunjukkan 99 persen anak sekolah selalu jajan.

Mirisnya, hasil pengawasan jajanan anak sekolah (PJAS) oleh Badan POM menunjukkan ada beberapa PJAS yang tidak memenuhi syarat karena mengandung bahan berbahaya, bahan tambahan pangan melebihi batas yang diizinkan serta kualitas mikrobiologi yang buruk.

"Tingginya permasalahan kualitas mikrobiologi disebabkan oleh kesadaran akan kebersihan dan sanitasi penjual PJAS masih rendah, terbatasnya akses air bersih, serta terbatasnya sarana dan prasarana yang memenuhi persyaratan kebersihan," ucap Deputi III Badan POM, Dr. Roy Sparringa,  saat ditemui di restoran Seremanis, Jakarta Pusat.

Dalam kurun waktu 2009 hingga 2013, permasalahan kualitas mikrobiologi yang tidak memenuhi syarat pada PJAS masih menjadi kendala, yakni sebesar 59 hingga 70 persen. Pengawasan dan pembinaan pun diprioritaskan pada produk dan penjual es, minuman berwarna dan sirup, jelly atau agar-agar serta bakso. Jenis pangan tersebut yang paling banyak ditemukan tidak memenuhi syarat.

Menurut Dr. Roy, buruknya higienitas jajanan di sekolah karena sumber yang tidak memenuhi syarat. Salah satunya es. Seperti diketahui masih banyak penggunaan es balok dalam produk jajanan.

"Air yang digunakan juga banyak yang tidak memenuhi syarat kualitas air minum, tanpa klorinasi, dan tidak dimasak lebih dulu," ucapnya. (adi)