Optimalkan Hidup Penyandang Disabilitas dengan Alat Bantu

: Penyandang disabilitas pengguna kursi roda.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Tubuh yang sehat, adalah yang produktif tak hanya secara fisik, namun juga mental dan sosial. Ketiga hal tersebut, adalah faktor penting yang menjadi landasan produktivitas manusia.

Lalu, bagaimana dengan aktivitas tubuh penyandang disabilitas? Apakah kualitas hidup mereka tetap bisa terjaga?

Baca juga:

Menurut dr. Luh Karunia Wahyuni SpKFR-K, selaku ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik Indonesia (Perdosri), penanganan dan kepedulian bagi penyandang disabilitas di Indonesia masih kurang.

"Masalah para pasien disabilitas, tak hanya berhenti pada fase amputasi yang berujung disabilitas, namun perawatan dan pengembalian fungsi tubuh juga sangat penting," ujar dr. Luh ketika ditemui di peluncuran branch terbaru Ottobock, penyedia alat dan layanan ortotik prostetik di Kawasan BSD City, Tangerang Selatan, pada Selasa, 22 September 2015.

Kurang edukasi

Menurut data yang dihimpun, penyandang disabilitas di Indonesia saat ini, mencapai 10-15 persen, dengan pasien anak-anak 8,7 persen. Kasus tersebut melingkupi disabilitas karena penyakit maupun kecelakaan.

"Karena data dan edukasi yang kurang, serta SDM belum memadai, penderita tidak mengetahui tatalaksana yang baik untuk setiap kasusnya," ujar dokter yang saat ini aktif mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.

Selain edukasi dan kepedulian, tatalaksana yang tepat juga dibutuhkan untuk mengoptimalkan produktivitas kehidupan para penyandang disabilitas.

"Diperlukan diagnosis tepat, karena setiap orang memiliki kasus yang berbeda-beda. Selain itu, para pasien seharusnya dilengkapi alat bantu, yang bisa mengembalikan paling tidak, sedikit fungsi dari bagian tubuh yang hilang, dan untuk memudahkan kegiatannya," ujar Luh. 

Alat bantu tersebut bisa berupa kursi roda, alat bantu jalan, kursi khusus, dan beragam alat lainnya yang tergolong dalam dua kelas yakni prostetis dan ortosis. "Keduanya memiliki 2 tipe, baik yang hanya sebagai kosmetik, maupun fungsional,” katanya.

Tak hanya diberikan alat bantu, para penyandang disabilitas juga memerlukan tahap rehabilitasi, yang tentunya semakin membantu penyesuaian diri dengan alat, dan akan memudahkan penyandang disabilitas kembali hidup serta menjalani aktivitas seperti sediakala.