Kisah Bocah 11 Tahun Berjuang Melawan Serangan Stroke

Shannon Manning
Sumber :
  • Daily Mail

VIVA.co.id - Penyakit stroke biasa diderita oleh orang dewasa di atas usia 50 tahun. Tapi di Inggris, penyakit ini justru menyerang bocah 11 tahun bernama Shannon Manning.

Seperti dilansir Daily Mail, ia mendadak mengalami stroke setelah jatuh dari tempat tidurnya dan memukul-mukul kepalanya hingga menyebabkan pembuluh darah di otaknya putus.
  
Akibat stroke yang dideritanya, Shannon mengalami lumpuh di sisi kiri bagian tubuhnya. Karena penyakit ini, ia harus menjalani perawatan di rumah sakit selama berbulan-bulan.

Awalnya, ia mengira, jatuh dari tempat tidur tak akan menimbulkan bahaya. Namun, kecelakaan yang dinilainya aneh itu ternyata bisa mengubah jalan hidupnya.

Dan berdasarkan data, di Inggris satu dari 10 anak di Inggris diketahui mengalami stroke setiap tahunnya. Serangan stroke ini, dikhawatirkan bisa merenggut nyawa.

Dan diceritakan oleh keluarga Shannon, bocah 11 tahun ini pun sebelum terkena serangan stroke, sempat mengeluh sakit kepala. Ini seolah jadi tanda pertama, serangan stroke akan datang.

Tapi, satu jam kemudian, ibu Shannon, Andrea Wilkinson, menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan putrinya ketika sisi kiri wajahnya terlihat turun.

Shannon Manning berusia 11 tahun, ketika menderita stroke, membuat dia menjadi salah satu dari 10 anak di Inggris yang menderita kondisi yang berpotensi mengancam nyawa setiap tahun.

Diceritakan pula oleh keluarganya, Shannon sedang bermain dengan saudara-saudaranya ketika ia jatuh ke belakang dari tempat tidurnya. Untuk menyembuhkan stroke yang diderita Shannon, ia pun kini membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk melakukan terapi melelahkan agar bisa berjalan lagi.

Tapi, meskipun sempat putus asa, Shannon kini telah keluar dari rumah sakit dan berhasil berjalan tanpa bantuan.

"Anda mengira stroke hanya menyerang orang dewasa, tapi ternyata tidak," kata Nyonya Wilkinson.

Wilkinson pun mengaku sudah menduga, akan jadi kejutan, saat melihat wajah putrinya turun sebelah. Ia pun langsung ke rumah sakit membawa putrinya.

"Tapi, Shannon luar biasa, satu hari di rumah sakit, dia berhasil melakukan usaha, tersenyum."

"Dia tidak pernah marah atas apa yang terjadi, dia menghadapi semuanya dengan tenang."

Kini, Shannon harus tetap berjuang, agar ia bisa kembali berbicara dengan lancar.

Saat peristiwa jatuh dari tempat tidur, Shannon dibawa keluarga ke Rumah Sakit Anak Alder Hey di Liverpool. Shannon langsung menjalani CT Scan dan MRI. Hasil tes pun menunjukkan Shannon menderita stroke.

Setelah dua hari dalam perawatan intensif dan menggunakan ventilator, ia dipindahkan ke bangsal neurologis. Di mana ia tinggal selama lebih dari empat bulan, sebelum dipulangkan pada April lalu.

Agar segera kembali normal, Shannon berusaha keras melakukan berbagai terapi termasuk hidroterapi teratur dan fisioterapi.

Dan, setelah dipaksa untuk kembali belajar cara berjalan, dia berhasil bergabung kembali dengan teman-teman sekelasnya pada Juli.

Dia sekarang terus melatih diri agar bisa berjalan lancar. Meskipun, kini ia lebih lama berada di kursi roda dan memiliki kelemahan menggerakkan bagian tubuh sebelah kiri, ia tak pernah putus asa.

"Sebelum dia stroke, Shannon sempat bernyanyi di paduan suara, membaca dan bermain game komputer dengan teman-temannya," kata Nyonya Wilkinson.

"Dia saat ini tidak dapat melakukan hal-hal ini, tapi telah bekerja dengan tekad nyata untuk meningkatkan perhatian dan konsentrasi, dan dia kini belajar  membaca dan melakukan pekerjaan sekolahnya."

Sebagai ibu, Nyonya Wilkinson pun merasa bahagia bisa melihat Shannon berjalan lagi. "Saya sangat senang dan bangga, tapi pada saat yang sama aku berpikir dia baru 11 tahun, dan dia harus melakukan ini lagi. Rasanya seperti kembali menjadi bayi lagi untuknya."

"Kami sangat bangga, dia bisa mengatasi dampak emosional dari kondisi ini secara jangka panjang."

Wilkinson pun mengatakan, pihak dokter tidak bisa memastikan, Shannon bisa kembali normal 100 persen. Shannon pun harus menjalani operasi lanjutan, dan dalam waktu beberapa bulan dokter akan menyuntikkan Botox ke dalam tangannya untuk meningkatkan gerakannya.

Banyak yang kagum dengan Shannon, karena ia bisa tetap optimistis menjalani masalah hidup yang ia alami. Karena itu, Shannon juga baru saja menerima penghargaan khusus dari Asosiasi Stroke atas keberaniannya dan kekuatannya menghadapi masalah secara positif.

"Ini sulit, tapi aku baik-baik saja. Berikutnya saya ingin bisa menggerakkan tangan saya dengan benar. Saya telah mencoba untuk tetap optimistis," kata Shannon.

Penyebab Stroke Anak

Penyakit yang diderita Shannon pun mengundang perhatian para medis. Bahkan, Dr. Anne Gordon, konsultan pekerjaan terapis di rumah sakit anak Evelina London mengatakan, "Banyak orang berpikir stroke hanya terjadi pada orangtua, sehingga stroke pada bayi atau anak bisa datang sebagai kejutan besar. Keluarga sering tidak tahu ke mana harus mendapatkan dukungan".

"Ini penting untuk mengetahui tanda-tanda stroke pada anak-anak. Kejang adalah gejala umum pada bayi berusia sampai dengan 28 hari."

Antara 28 hari dan 18 tahun, gejala bisa sama dengan orang dewasa dan mungkin termasuk menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi, terkulai wajah, mengalami masalah bicara, sakit kepala, dan muntah.

"Stroke pada anak disebabkan oleh faktor-faktor yang sangat berbeda dengan stroke dewasa."

"Mereka bisa dihubungkan dengan infeksi, yang mendasari kondisi jantung atau masalah dengan pembekuan darah atau pasokan darah ke otak."

Jika anak menunjukkan adanya risiko atau gejala stroke lebih lanjut, dokter akan langsung mengambil keputusan untuk meminimalkan terjadinya stroke dengan memberikan obat atau bahkan bisa juga memerintahkan untuk menjalani operasi.

'"Menjalani terapi dan rehabilitasi sering jadi prioritas bagi keluarga setelah stroke."