World COPD Day, Upaya Tingkatkan Kewaspadaan Bahaya Rokok

Larangan merokok.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id - Masalah rokok seolah tak pernah ada habisnya. Penempatan foto seram dalam kemasan rokok seolah tak mampu menghentikan para pecandu untuk berhenti merokok.

Lain halnya dengan perokok pasif. Mereka mengetahui dan menyadari betapa bahayanya rokok dan asap rokok, namun lingkungan seolah tidak mendukung mereka bisa menjauhi asap rokok. Keberadaan tempat khusus merokok seolah tidak banyak membantu.

Perlu niat tinggi untuk menyadarkan seseorang, agar mau berhenti merokok. Memberitahu bahaya dengan gambar ataupun informasi dalam bentuk apapun, seolah tidak mampu menyurutkan niat mereka menghisap batang rokok.

Kesadaran dan keprihatinan akan semakin tingginya penderita penyakit PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) inilah yang menjadi awal dibentuknya World COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease) Day oleh Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD).

COPD pertama kali diselenggarakan 2002 dan tahun ini World COPD Day jatuh pada hari Rabu, 18 November 2015 dengan tema It's Not Too Late.

Di Indonesia, jumlah perokok pria berdasar sumber WHO adalah yang terbesar di antara China, India dan Thailand. Sebesar 69,0 persen dari populasi 146.860.000 PPOK, ditandai aliran udara yang reversibel atau melambat dan bersifat progresif (tidak kembali normal). Eksaserbasi dan ko-mordibitas atau penyakit lain turut berkontribusi terhadap beratnya penyakit.

Tema It's Not Too Late diambil dan diharapkan bisa mengena ke semua pihak. Belum terlambat untuk berhenti merokok dan menurunkan risiko terjadinya PPOK dan kanker paru. Sedangkan bagi perokok pasif, It's Not Too Late untuk mengenali dan menghindari bahan polutan serta menghindari terjadinya PPOK.

Bagi organisasi dan pemerintah, It's Not Too Late untuk memberi peraturan pelarangan merokok dan memerbaiki kualitas udara serta pencegahan kebakaran hutan dan polusi udara. (ase)