Studi: Hirup Polusi Udara Sebabkan Obesitas

Polusi udara di Kota Beijing, China.
Sumber :
  • REUTERS/Kim Kyung-Hoon

VIVA.co.id - Kesempatan menghirup udara segar di alam terbuka, mengirup aroma bunga dan tanaman sepertinya semakin sulit didapatkan. Manusia kini hidup di zaman dimana mereka harus membeli udara segar yang dijual dalam kemasan botol.

Seakan belum cukup buruk, sebuah studi yang belum lama ini dilakukan mengungkap fakta yang cukup mengagetkan.
 
Ya, studi menunjukkan bahwa orang yang menghirup udara berpolusi akan mengalami peningkatan berat badan. Mereka juga berisiko menderita penyakit pernapasan kardio dan disfungsi metabolik yang tinggi. Demikian dilansir dari Food World News.
 
Para peneliti dari Duke University menempatkan tikus-tikus yang tengah dalam keadan hamil bersama anak-anak mereka di dalam dua kamar. Satu kamar terekspose udara luar ruangan di Beijing, sedangkan kamar lainnya diberi penyaring udara.
 
Setelah 19 hari, tikus-tikus tadi diteliti. Hasilnya, paru-paru dan hati tikus hamil yang terekspose udara luar ruangan menjadi lebih berat.
 
Mereka juga mengalami peningkatan inflamasi jaringan tisu, 50 persen tingkat koleterol LDL yang lebih tinggi, 97 persen jumlah total kolesterol dan 46 persen trigliserida yang lebih tingi.
 
Tingkat resistensi insulin mereka lebih tinggi dibandingkan dengan tikus-tikus yang menghirup udara bersih. Sebagai informasi, resistensi insulin yang tinggi merupakan pemicu penyakit diabetes tipe dua.
 
Peneliti juga mengatakan, bahwa paparan polusi udara akan menyebabkan disfungsi metabolik, yang akan menyebabkan obesitas. Bahkan, paparan polusi udara yang panjang akan meningkatkan risiko seseorang mengalami obesitas.
 
Paparan jangka panjang disebut mampu menyebabkan perubahan inflamasi dan metabolik yang berkelanjutan, yang mengakibatkan kenaikan berat badan.
 
Sebelumnya, sejumlah studi yang pernah dilakukan juga mengungkap bahwa paparan polusi udara yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan produksi leptin, hormon yang menyebabkan obesitas.
 
Banyak pula studi yang mengindikasi bahwa polusi udara terkait dengan perkembangan kemampuan kognitif yang lebih lambat pada anak-anak. Polusi udara juga meningkatkan risiko serangan asma.
 
American Thoracic Society mengatakan, polusi udara yang tinggi juga memicu perubahan bilik-bilik pada jantung.