Bahan Alam Menjadi Tantangan Produksi Obat

Ilustrasi ramuan herbal.
Sumber :
  • Pexels/Nikolay Osmachko

VIVA.co.id – Indonesia masih 90 persen bergantung terhadap bahan baku obat kimia impor. Oleh karena itu, tantangan tersebut masih menjadi suatu permasalahan yang harus segera diatasi.

Dengan kekayaan alam Indonesia, seharusnya masyarakat bisa lebih menyadari potensinya untuk dikembangkan menjadi obat-obatan herbal. Sayangnya, ketergantungan yang begitu besar akan bahan baku obat impor, membuat industri farmasi di Indonesia belum berkembang.

"Tantangan produsen farmasi saat ini yaitu harus kuasai teknologi terbaru. Karena teknologi itu bisa memproduksi bahan baku dari alam yang sebenarnya lebih bermanfaat dengan harga produksi yang murah, namun harga jual yang tinggi," ujar Direktur Pengembangan Bisnis PT Kalbe Farma Tbk, Sie Djohan, di pabrik Kalbe, Cikarang, Bekasi, Selasa 20 Desember 2016.

Adapun saat ini kebutuhan manusia juga bukan hanya bersifat mengobati. Karena, masyarakat kini membutuhkan suatu hal yang mampu mencegah penyakit itu menyerang tubuh.

"Kalau bisa industri farmasi dari bahan alam membuat obat yang bersifat mencegah atau bahkan meningkatkan daya tahan tubuh. Bisa dengan bentuk makanan atau obat," tuturnya.

Sayangnya, selain belum menguasai teknologi untuk mengembangkan bahan baku, biaya riset obat herbal juga masih menjadi pertimbangan. Oleh sebab itu, tantangan tersebut harus diupayakan oleh komitmen pemerintah dalam membangun perkembangan obat yang lebih baik.

"Dibutuhkan komitmen industri farmasi dan pemerintah untuk membangun perkembangan obat dari bahan alam ini. Karena untuk pengujiannya juga beragam," kata dia.