Peneliti Ungkap Kaitan Mimpi Buruk dan Masalah Kesehatan

Ilustrasi bermimpi buruk.
Sumber :
  • Pexels/Unsplash

VIVA.co.id – Setiap orang pasti pernah mengalami mimpi buruk. Meski cenderung dianggap angin lalu, kaitan antara kesehatan tubuh dan mimpi buruk, cukup signifikan. Terlebih, mimpi buruk dikaitkan dengan tingginya angka bunuh diri.

Mimpi buruk atau baik, diatur oleh proses REM saat tidur, di mana otak memproses keseluruhan aktivitas seseorang. Saat tubuh sudah terlelap, saat itu pula mimpi buruk terjadi. Hal tersebut, tidak bisa dihindarkan. Terlebih, mimpi buruk berdampak dengan kondisi tubuh.

"Mereka yang mengalami mimpi buruk secara rutin, rentan memiliki gangguan suasana hati dan berisiko tinggi melakukan bunuh diri," ujar peneliti studi Nila Sandman.

Dilansir dari laman Medical Daily, peneliti melakukan observasi ini pada mereka yang memiliki pengalaman di medan perang. Mimpi buruk ini dikaitkan dengan tanda gejala post-trauma yang terus dialami oleh para partisipan.

"Ada fakta bahwa kaitan mimpi buruk berdampak pada masalah kesejahteraan tubuh. Di kemudian hari, mereka seharusnya dapat perhatian lebih karena berisiko mendapatkan masalah lebih serius," ujarnya lagi.

Studi tahun 2014, menemukan bahwa anak-anak yang mengalami mimpi buruk, lebih berisiko mengalami psikotik trauma di saat remaja. Bahkan berisiko meningkatkan perkembangan masalah kesehatan mental.

Selain itu, studi tahun 2003 juga menemukan kaitan mimpi buruk yang meningkatkan risiko penyakit jantung. Para partisipan ini terbukti mengalami detak jantung tidak reguler dan nyeri dada.