Menganggur Berisiko Tinggi Terkena Stroke

Ilustrasi stroke.
Sumber :
  • Pixabay/ Geralt

VIVA.co.id –  Sejumlah peneliti memperingatkan bahwa orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan memiliki risiko tinggi terkena serangan stroke. Gaya hidup yang tidak banyak bergerak atau sedentari, yang sangat terkait dengan mereka yang menganggur, diketahui merupakan faktor risiko terjadinya penyumbatan darah.

Dilansir Daily Mail, sejumlah ahli mengatakan, stres tidak memiliki pemasukan yang tetap untuk menghidupi mereka, bisa menjadi jawaban dari hasil penelitian ini. Namun, para peneliti dari Jepang belum bisa mengonfirmasi alasan ini dan belum bisa menentukan faktor penentunya.

Sejumlah ahli di Osaka University menganalisis hampir 42.000 orang dewasa berusia antara 40-59 tahun. Mereka dimonitor selama periode 15 tahun untuk penelitian yang dipublikasikan di jurnal Stroke. Dari penelitian ini terungkap, pria yang menganggur ditemukan memiliki risiko 60 persen lebih tinggi terkena stroke, sementara wanita yang mengalami hal sama memiliki risiko sedikit lebih rendah.

Namun, wanita merupakan gender yang kemungkinan besar meninggal akibat serangan stroke. Para peneliti menemukan, mereka berisiko 150 persen kehilangan nyawa dibandingkan mereka yang bekerja.

"Implikasi utamanya adalah keamanan kerja di usia paling produktif dapat menurunkan risiko stroke," ujar penulis penelitian Profesor Hiroyasu Iso.

Sementara mereka yang kehilangan pekerjaan, Hiroyasu melanjutkan, butuh bantuan untuk kembali bergabung dalam pasar kerja dengan karier yang baik.

Meski begitu, para peneliti mengingatkan bahwa di Jepang, pekerja merupakan bagian dari sistem pekerja seumur hidup. Jadi, hasil penelitian ini mungkin tidak bisa disamakan di negara-negara lain karena perbedaan budaya.