Studi: 1 dari 3 Penderita Kanker Paru Adalah Perokok Aktif

Ilustrasi paru-paru
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Meningkatnya jumlah penderita kanker paru berbanding lurus dengan tingginya prevalensi merokok di Indonesia. Perokok aktif berisiko 13,6 kali lipat terkena kanker paru dan perokok pasif atau yang terkena paparan asap rokok, berisiko empat kali lipat.

Berdasarkan rilis yang diterima VIVA.co.id, Selasa 23 Mei 2017, Ketua Penelitian dan Registrasi Yayasan Kanker Indonesia, dr. Elisna Syahrudin, Ph.D., Sp.P (K) menyatakan, satu dari tiga  penderita kanker paru adalah perokok aktif.

"Hal tersebut tidak bisa dilepaskan dari minat masyarakat akan candu tembakau serta paparan udara kotor dan asap rokok," kata Elisna.

Di samping itu, dr. Sita Laksmi, Ph.D., Sp.P (K), dari Rumah Sakit MRCCC Siloam Semanggi, mengatakan tahap awal kanker paru tidak memberikan gejala khas sehingga sulit dideteksi. Gejala baru mulai tampak setelah kanker sudah memasuki stadium tinggi.

Dari Riset Kesehatan Dasar 2013, jumlah kasus baru kanker paru pada perempuan cukup tinggi yakni 13,6 persen dan menyebabkan kematian sebesar 11 persen. Bahkan menurut Sita, kematian akibat kanker paru pada perempuan lebih besar dibandingkan kematian akibat kanker serviks.

"Pasien penyakit paru didominasi pasien tuberkulosis sejak 10 tahun terakhir dan saat ini muncul kasus baru, tuberkulosis yang kebal terhadap obat. Sedangkan kasus paru drastis meningkat lima kali lipat," kata

Untuk itu, dr. Aries Hamzah, MKM., kepala seksi penyakit kanker Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan menyatakan, bahwa pihaknya telah banyak menyusun regulasi guna meminimalisasi kegiatan merokok di areal umum dan konsisten menyampaikan bahaya merokok terutama di sejumlah daerah.

"Namun, resistensi selalu ada dan tidak semua kementerian sejalan dengan program Kemenkes," kata Aries.

"Satu satunya jalan adalah selalu memberikan edukasi, terutama dari pihak keluarga. Hal itu paling efisien," kata Elisna menambahkan.