Belasan Ribu Bayi di RI Lahir Cacat karena Ibu Kurang Gizi

Wanita hamil.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dari Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa satu dari dua ibu hamil ternyata kurang gizi. Selain itu 1 dari 2 ibu hamil juga menderita anemia.

Bahkan, dari data MDGs (Millennium Development Goals), angka kematian ibu hamil saat melahirkan mencapai 225 per 100 ribu jiwa.

Setelah program MDGs menjadi SDGs (Sustainable Development Goals), angka yang diharapkan turun justru meningkat menjadi 325 per 100 ribu jiwa.

Tapi, menurut Dr. dr. Taufik Jamaan, SpOG, akibat paling utama dari kekurangan gizi pada ibu hamil adalah kecacatan bayi baru lahir. Angkanya mencapai 19 ribu jiwa dari 4 juta angka kelahiran bayi di Indonesia.

"Jadi, bagaimana dokter harus mengedukasi ibu hamil agar tidak menderita gizi kurang selama hamil dan melahirkan," kata Taufik kepada VIVA.co.id.

Karenanya, saat ibu yang ingin menjalankan program hamil pun dokter akan menilai juga apakah ibu bertubuh kurus atau justru overweight. Jika kelebihan berat badan maka akan berisiko preeklampsia atai kejang selama hamil dan hipertensi.

Pertumbuhan Terhambat

Jika ibu kurus maka bayi bisa kurang gizi dan bisa berisiko mengalami pertumbuhan bayi yang terhambat.

"Akibatnya seharusnya dalam seminggu bisa berat janinnya meningkat 100 gram, jadi kurang. Akhirnya bayi lahir sangat kecil," kata Taufik.

Ini juga kenapa ibu hamil, kata Taufik, harus rutin mengontrol kehamilan dari bulan ke bulan. Dengan pemeriksaan USG juga bisa diketahui penambahan berat janin, jika penambahannya ganya 100-200 gram, mulai diingatkan.

"Jika mual dan muntah bisa selain diberikan obat, dianjurkan juga minum susu selama hamil dan menyusui," lanjut dia. (ren)