PERSI: Dr Stefanus Meninggal Bukan Karena Kelelahan

Dokter Stefanus Taofik, SpAn.
Sumber :
  • Linkedin/twitter @blogdokter

VIVA.co.id – Kabar meninggalnya Dokter Anestesi, Stefanus Taofik ramai jadi perbincangan publik. Sebelumnya kabar beredar bahwa sang dokter menghembuskan nafas terakhir di ruang jaga, saat menjalani tugas menggantikan para rekan sejawatnya yang tengah merayakan Lebaran.

Stefanus pun sempat dikabarkan bekerja nonstop lima hari berturut-turut di tiga rumah sakit. Karena padatnya pekerjaan, membuatnya kelelahan dan tak sempat makan.  

Menanggapi pemberitaan meninggalnya dr Stefanus, Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia membantah, jika Stefanus meninggal karena kelelahan bekerja. Dalam rilis yang diterima VIVA.co.id, Rabu 28 Juni 2017, dalam pesan tertulis itu dijelaskan, Stefanus meninggal bukan pula karena beban kerja yang berlebihan.

"Kematian Dokter Stefanus Taofik, dokter anestesi yang dilaporkan meninggal dunia saat piket Lebaran, bukan disebabkan kelelahan akibat beban kerja atau overworked. Berdasarkan penjelasan melalui surat yang ditujukan kepada Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), Dokter Stefanus bertugas jaga seperti biasa dan tidak banyak menangani pasien," tulis Ketua Umum PERSI, dr.Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes.

Pihak rumah sakit tempat Stefanus berkeja juga telah menjelaskan,  almarhum saat itu menangani satu pasien di ICU dan satu pasien operasi sedang pada saat bertugas tanggal 24 sampai 25 Juni 2017.

Mengutip surat yang diterima PERSI, Kuntjoro pun meluruskan kabar kelelahan kerja dokter Stefanus akibat memberikan kesempatan seniornya berlebaran.

"Saat beliau bertugas, pihak RS juga menugaskan dua dokter anestesi purna waktu yang siap jika diperlukan," tambah Kuntjoro.

Atas nama PERSI, Kuntjoro turut menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya dokter Stefanus Taofik dalam tugas di rumah sakit.

PERSI mendapatkan informasi, dr Stefanus Taofik, SpAN meninggal dunia pada tanggal 26 Juni 2017, merupakan dokter anestesi paruh waktu di RS Pondok Indah Bintaro Jaya.