H7N9, Virus Flu Jenis Baru yang Patut Diwaspadai

Simulasi penanganan kasus flu burung di Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan.
Sumber :
  • ANTARA/Muhammad Iqbal

VIVA.co.id – Simulasi Pandemi Influenza jenis H7N9 dilakukan dengan risiko menjadi episenter pandemi influenza, baik flu burung (H5N1), flu babi (H1N1) atau virus jenis H7N9 yang dikhawatirkan mewabah ke Indonesia. Flu burung jenis baru tersebut, telah mewabah di China dan berpotensi mencapai Indonesia.

Kasus serta angka kematian flu burung H7N9 pada manusia di Cina mencapai 1557 kasus dengan 605 kematian. Dengan sirkulasi virus flu burung yang masih berlangsung, risiko penyebaran virusnya sangat tinggi. Maka, masyarakat diimbau untuk memahami gejala dari flu burung tersebut.

"Gejalanya demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan serta dengan adanya letih, lesu, mual dan muntah. Perlu diwaspadai saat gejalanya makin bertambah, karena itu yang diwaspadai flu burung," ujar Menteri Kesehatan RI Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, SpM (K), dalam Pembukaan Simulasi Penanggulangan Episenter Pandemi Influenza di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK), Tangerang Selatan, Selasa, 19 September 2017.

Menkes menerangkan, kesiapsiagaan dalam mencegah penyebaran virus flu burung H7N9 ini agar tidak terjadi kerugian di berbagai sektor di Tanah Air. Dilanjutkannya, wabah ebola yang dialami di Afrika, dapat menjadi contoh terkait pengaruh wabah terhadap kehidupan.

"Simulasi ini menjadi kesiapsiagaan mengingat saat terjadi wabah ebola di Afrika, sangat menakutkan, bahkan WHO sekalipun tidak bisa atasi wabah itu. Di saat itu, kewaspadaan dunia terhadap negara Afrika semakin meningkat," ujar Menkes.

Selain itu, pemerintah juga akan meningkatkan pemantauan unggas di pusat jual beli. Dituturkan Dirjen P2P Kemenkes RI, H.M. Subuh MPPM, kasus flu burung harus dicegah karena dapat memberi efek yang ganas pada masyarakat.

"Enam bulan sekali ambil sampel unggas di pasar dan perumahan agar kita paham status unggas itu positif atau negatif. Apalagi virus flu burung jenis H5N1 paling ganas dan jenis H7N9 sudah masuk Cina, jadi pemantauan harus diselesaikan dari hulu," kata dia.