Atasi Depresi dengan Terapi 'Meninggal'

Terapi 'Meninggal' untuk atasi depresi di Korea Selatan.
Sumber :
  • Oddity Central

VIVA.co.id - Stres bisa membuat seseorang berpikir sempit dan mengakhiri hidupnya. Kematian dianggap sebagai solusi dari setiap masalah yang muncul.

Seperti yang terjadi di negara yang terkenal dengan kimchi, Korea Selatan. Tingkat bunuh diri di sana semakin meningkat. Sekitar 40 orang melakukan bunuh diri setiap hari. Dilansir dari laman Oddity Central, para ahli percaya, persaingan yang sangat tinggi bertanggung jawab terhadap banyaknya pelaku bunuh diri dan menjadi penyebab depresi seseorang.

Jalan terbaik untuk mencegah atau mengurangi angka kematian adalah dengan memberikan pengalaman meninggal. Berdasarkan Seoul Hyowon Healing Center, solusi untuk menghadapi krisis hidup tersebut adalah dengan memberikan terapi 'pengalaman meninggal'.

Peserta yang datang ke pusat terapi datang dari beragam usia, mulai dari remaja yang merasa harus bertarung dengan tekanan di sekolah, orangtua yang merasa terisolasi, juga mereka yang takut menjadi beban keluarga.

Mereka yang mengikuti terapi ini mengenakan jubah putih dan masuk ke dalam peti berjajar. Di samping setiap peti mati terdapat meja kecil, lengkap dengan pena dan kertas. Peserta duduk di dalam peti dan mendengarkan ceramah pendek dari Jeong Yung-mun, mantan pekerja pemakanan yang sekarang menjadi kepala pusat penyembuhan.

Dia menjelaskan, bahwa mereka seharusnya menerima masalah sebagai bagian dari hidup dan coba untuk menemukan kesenangan dalam situasi paling sulit sekalipun. Peserta terapi, tidur di dalam peti mati dan menutup mata mereka selama proses pemakaman. Setelah itu, mereka duduk dan menulis keinginan atau surat perpisahan pada orang yang paling mereka sayangi, kemudian membaca pesan terakhir tersebut dengan keras di dalam ruangan.

Saat 'waktu kematian' mendekati, mereka diberitahu bahwa ini waktunya. Lilin menyala dan 'Malaikat Kematian Korea' memasuki ruangan. Peserta tidur di dalam peti mati, malaikat kematian menutup peti satu persatu. Mereka akan dibiarkan sendiri dalam kegelapan selama 10 menit, selama waktu itu mereka akan dihadapkan pada sebuah 'ketiadaan' dalam kehidupan setelah meninggal. Mereka dianjurkan untuk menggunakan waktu tersebut sebagai waktu merenungkan hidup dari sisi lain.

Jeong Yong-mun memasuki ruang sekali lagi dan berkata "Kalian telah melihat bagaimana rasanya meninggal, Anda hidup, Anda harus bertahan."

Ide untuk merasakan kematian ini adalah untuk mengurangi 'kerusakan lebih banyak' dari kematian dan untuk berpikir ulang berapa banyak luka yang mereka timbulkan karena orang yang mereka sayangi memilih untuk mengakhiri hidupnya.

(mus)