Beredar Video Guru Dibully Murid di Kendal, KPAI: Guyonannya Tak Sopan

Viral video murid bully guru di Kendal
Sumber :
  • Youtube

VIVA – Belakangan, kejadian kekerasan di sekolah semakin banyak terjadi. Kali ini, beredar di media sosial sebuah video kekerasan.

Video tersebut memperlihatkan seorang guru pria paruh baya menjadi sasaran bullying murid-muridnya, setidaknya ada lima orang siswa yang tampak mengarahkan tendangan sambil tertawa ke arah guru tersebut.

Dalam video itu terihat, seorang siswa mendorong, kemudian disusul siswa lain. Sang guru terlihat berusaha menghalau murid-muridnya dengan gerakan tendangan dan mengibaskan buku yang dipegangnya.

Mereka tampak terlihat seolah saling tendang, bahkan sepatu guru tersebut melayang sebelah. Video berakhir dengan tawa-tawa siswa dan guru mengambil kembali sepatunya yang lepas. Video ini beredar di media sosial. Salah satunya diposting oleh akun Facebook Eris Riswandi. 

Kepala SMK yang bersangkutan, kemudian melakukan klarifikasi bahwa faktanya tidak ada pemukulan atau kekerasan fisik, karena sebenarnya para siswa dan guru tersebut hanya guyonan (baca bercanda). 

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan, Retno Listyarti mengaku telah menerima laporan soal video tersebut.

"Diinfokan bahwa kejadian di salah satu SMK swasta di Kendal, Jawa Tengah. Staf Pengaduan KPAI pada Minggu 11 November 2018, informasi tersebut dikirimkan melalui melalui media sosial KPAI," ujarnya dalam rilis yang diterima VIVA, Senin 12 November 2018.

Lebih lanjut, Retno menanggapi bahwa KPAI menyayangkan aksi “guyonan” para siswa terhadap gurunya, karena mencerminkan ketidak santunansikap dan perilaku peserta didik terhadap sang guru. 

"Dengan tujuan dan alasan apapun, tindakan para siswa tersebut sebagaimana terlihat di video merupakan tindakan tidak patut dan tidak bisa dibenarkan." 

KPAI juga menyesalkan viralnya video ini, karena identitas anak dan nama sekolah tidak diblur, sehingga diketahui publik secara luas. Hal ini berpotensi kuat menimbulkan stigma negatif terhadap sekolah dan para siswa lainnya yang bersekolah di SMK tersebut. 

"Apalagi komentar netizen mayoritas negatif dan agak emosional, setelah melihat video ‘guyonan’ ini," ujarnya. 

Karenanya, Retno mengimbau untuk netizen tidak lagi menyebarkan video tersebut. "Cukup berhenti di kita saja, karena saat ini kasus dalam video tersebut sedang ditangani pihak sekolah dan akan dipantau prosesnya oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah." 

KPAI akan berkoordinasi awal melalui telepon dengan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, terkait kasus ini pada Senin 12 November 2018, guna memastikan langkah penyelesaian dan jika diperlukan adanya program pembinaan terhadap siswa dan pihak sekolah oleh Pemerintah Provinsi dan OPD terkait. (asp)