Bunda, Lakukan Ini Jika Bayi Alergi Susu Sapi

Resep dan obat dokter untuk menjaga si kecil selama bepergian harus selalu dibawa untuk mengatasi keadaan darurat.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat angka kejadian dan risiko alergi mencapai 30-40 persen di dunia. Dari data itu diketahui bahwa alergi yang banyak terjadi, antara lain asma, dermatitis atopik atau eksim hingga alergi makanan.

Menurut konsultan alergi dan imunologi anak, Prof. DR. dr. Budi Setiabudiawan, SpA (K), alergi adalah suatu respons dari sistem kekebalan tubuh manusia yang tidak normal mengenali bahan-bahan yang tidak berbahaya bagi orang lain. Setidaknya sebanyak 550 juta orang di dunia paling banyak mengalami alergi makanan dan sebanyak 7,5 persen di antaranya anak-anak yang memiliki alergi susu sapi.

“Alergi susu sapi diakibatkan oleh respons sistem imun yang tidak normal terhadap protein susu sapi,” kata dia dalam konferensi pers Sarihusada Dukung World Allergy Week 2019 di Rumah Maroko, Jakarta Pusat, Rabu 10 April 2019.

Dia menjelaskan, laporan pada rumah sakit di tahun 2012 mencatat bahwa alergi susu sapi menempati urutan kedua setelah alergi telur. Tercatat alergi telur pada anak di Indonesia sebesar 31 persen, sedangkan alergi susu sapi pada anak sebesar 23,8 persen.

"Indonesia dan negara di Asia memiliki kesamaan bahwa alergi telur menempati posisi pertama, dilanjutkan dengan alergi susu sapi,” ujarnya.

Jika anak memang sudah memiliki gejala alergi susu sapi, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah memberikan air susu ibu (ASI) pada si anak. Jika memang ibu tidak bisa memberikan ASI dengan alasan medis, menurut Budi, ibu bisa memberikan susu formula hidrolisat seperti parsial, susu asam amino atau susu kedelai.

“Jika belum ada gejala, bisa diberikan susu parsial. Kalau sudah muncul alergi bisa diberikan susu asam amino,” ucap Budi.

Untuk susu kedelai juga bisa diberikan orangtua tanpa harus khawatir dengan efek samping, seperti perkembangan anak yang terhambat.

“Boleh dikasih, tapi banyak takut kasih susu kedelai karena perkembangan akan terhambat. Tapi penelitian terakhir mengatakan dengan susu kedelai, anak dapat tumbuh kembang,” ujarnya.

Alergi ini juga bisa dicegah sejak ibu tengah mengandung. Saat hamil, wanita pun dapat mengonsumsi makanan apa saja selama tidak memiliki alergi terhadap suatu makanan.

“Makan apa saja, tidak ada pantangan apapun. Setelah (bayi) lahir, berikan ASI. Setelah bayi 6 bulan, berikan makanan padat dan cair, tidak ada pantangan udang, telur, hanya konsistensi bulannya,” tutur Budi. (ldp)