Menahan Bercerai Demi Anak, Ini Dampaknya

Ilustrasi anak indigo.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Setiap kali ada pasangan berpisah yang selalu menjadi sorotan adalah anak. Banyak orang pasti menyalahkan orangtua dan menganggap mereka tidak bisa menahan ego demi anak. Tapi benarkah itu yang terbaik untuk anak?

Dilansir Huffington Post, ada banyak soal efek emosional dari perceraian terhadap anak remaja, tapi hanya sedikit yang mengetahui apa dampaknya pada anak jika orangtua bertahan demi anak. 

"Tidak bisa melihat hanya dari satu sudut pandang," kata Constance Ahrons, profesor emerita of sociology di University of Southern California dan penulis Good Divorce. 

Lebih lanajut ditulis bahwa orangtua, cenderung fokus pada dampak perceraian, padahal tanpa disadari menahan perceraian demi anak juga menimbulkan masalah serius pada anak hingga mereka remaja.

Berikut ini ungkapan para responden yang  orangtuanya bertahan dalam pernikahan demi anak, dan bagaimana hal itu memengaruhi kehidupan mereka. 

Mengacuhkan orangtua

Melihat ayah pergi meninggalkan rumah membuat anak yang sudah beranjak remaja bingung untuk mengartikan hal tersebut. Seperti Laura yang kini telah berusia 34 tahun yang akhirnya memilih untuk tidak berkomunikasi dengan kedua orangtuanya. 

Memilih berpisah

Sebagai remaja, Nick tidak pernah tahu jika ternyata kedua orangtuanya sering bertengkar hingga akhirnya memaksa mereka untuk berpisah. Seiring bertambahnya usia, Nick justru berpikir bahwa orang seharusnya berpisah jika memang sudah waktunya. Padahal, pernikahan adalah hal yang sangat penting, dan berharga. 

Panik

Orangtua terkadang memilih berpisah setelah anak menganjak usia remaja, sehingga anak tidak menyadari penyebab perpisahan. Hal itu menimbulkan kepanikan pada anak kelak saat dewasa dan menjalin hubungan. Karenanya sebagian anak, justru berharap orangtuanya berpisah saat mereka masih kecil.

Belajar dari orangtua

Melihat ibu yang bertahan demi anaknya, terkadang hanya akan membuat anak sedih namun juga berusaha memahami mengapa ibu mereka mau bertahan dalam hubungan di mana mereka sebenarnya merasa tidak dicintai. Hal ini juga yang terkadang membuat anak belajar bagaimana menyelesaikan masalah dan mempertahankan rumah tangga. 

Budaya

Melihat orangtua akan bercerai lantas membatalkan, juga kerap menjadi momok bagi anak dan bahkan menginginkan orang tuanya segera berpisah. 

Seperti diakui Christina yang justru ingin dan berharap kedua orangtuanya berpisah lebih cepat. Melewati masa sulit selama puluhan tahun tidak bisa dipungkiri justru membuat anak ingin agar orangtua mereka berpisah lebih cepat.  (mus)