Kapan Waktu Terbaik Berhubungan Seks Setelah Keguguran?

Ilustrasi gairah seksual/bercinta.
Sumber :
  • Stocksnap

VIVA – Mengalami keguguran tentu bukan suatu hal yang mudah diterima oleh banyak pasangan. Terlebih ketika mereka telah menunggu bertahun-tahun untuk dikaruniai anak.

Rasa sedih dan emosional seringkali menyelimuti pasangan yang mengalami keguguran. Tentunya tak mudah bagi mereka untuk kembali berhubungan seks dan mencoba memiliki anak kembali. Selain karena secara mental mereka belum siap, secara fisik juga bisa jadi mereka mengalami hal yang sama.

Lantas, kapan waktu yang tepat untuk berhubungan seks setelah keguguran?

"Rekomendasinya adalah hubungan seks akan baik-baik saja dua minggu setelah pendarahan berhenti. Tapi kita sedang berurusan dengan tragedi. Pria bisa membuat kesalahan jika mereka tidak peka terhadap kesedihan (pasangannya) itu," kata Dr. Mark Trolice, seorang spesialis kesuburan.

Secara medis, Trolice ingin pasangan menunggu sampai serviks membesar karena memasukkan apa pun ke dalam vagina meningkatkan risiko infeksi. Proses pemulihan mungkin memakan waktu lebih lama jika keguguran terjadi setelah trimester pertama.

Hal ini berbeda dengan keguguran yang terjadi pada awal kehamilan yang cenderung cepat pulih. Tapi hal itu tidak selalu beriringan dengan emosi. Tidak mudah bagi pasangan untuk memulai kembali setelah kehilangan buah hati akibat keguguran.

Sayangnya, banyak pria dan wanita menganggap bahwa mereka harus siap secara emosional untuk berhubungan seks ketika fisik mereka sudah siap.  Tapi hal itu tidak selalu beriringan.

Trolice tidak merekomendasikan pria untuk mendekati pasangannya secara seksual dalam waktu dekat. Dia menyarankan mencari cara lain untuk membangun ikatan dan menunggu dengan sabar.

Courtney Watson, seorang terapis seks yang pernah mengalami keguguran, mengatakan bahwa hal itu menjadi sebuah ide yang baik untuk melatih kesabaran dan hasrat untuk mencari tahu.

 "Anda (pria) dapat memulai dengan dukungan dan mengatakan 'Saya tahu ini benar-benar sulit bagi kamu dan (tapi) ketika butuh kedekatan, ketahuilah bahwa saya ada di sini," kata Watson menjelaskan.

Meskipun dia mengatakan hal serupa dengan Trolice tentang definisi keintiman, Watson memperingatkan bahwa sentuhan fisik secara umum dapat membuat trauma seperti halnya seks itu sendiri.

"Jika seseorang mengaitkan sentuhan fisik dengan seks dan seks dengan bayi, menyentuh pasangan dapat mengingatkan mereka tentang kehilangan anak,” katanya.

Itulah sebabnya Watson menyarankan pria dan wanita untuk bersiap-siap menghadapi emosi tak terduga yang muncul ketika mereka memutuskan untuk berhubungan seks lagi dan mendiskusikan kemungkinan itu secara langsung sebelumnya. Ia juga menyarankan mereka agar bersiap untuk mengambil istirahat selama bercinta atau menghentikannya jika itu tidak berhasil.

Watson juga mengingatkan bahwa seks tidak harus selalu berakhir dengan orgasme. Menurutnya, sangat penting untuk mengelola harapan untuk melakukan atau merasakan kesenangan sambil mengelola kerugiannya.

Sekali lagi, memang tidak ada waktu pasti kapan pasangan bisa memulai berhubungan seks lagi. Tetapi Trolice mencatat bahwa jika setelah tiga bulan pasangan masih berjuang dengan masalah seks pasca keguguran, mereka merekomendasikan untuk melakukan konseling.

Namun, hal itu bukan untuk mengatasi kurangnya seks, tetapi karena kurangnya penyembuhan.  Karena seks sendiri bukan tujuan, melainkan sebuah resolusi.

Penting untuk dicatat bahwa setiap pasangan berbeda dan tidak ada cara yang tepat untuk menangani sesuatu sesulit keguguran selain untuk berbelas kasih kepada diri sendiri dan pasangan jika kalian mengalaminya.