Meski Sembuh, COVID-19 Bisa Rusak Paru-paru Anak

Ilustrasi anak.
Sumber :
  • Pixabay/cherylholt

VIVA – Kasus COVID-19 di dunia terus meningkat. Di Indonesia, hal yang sama juga terjadi pada kelompok anak yang turut diintai oleh virus corona jenis baru itu. Terlebih, organ paru-paru anak dapat berdampak buruk dalam jangka panjang.

Kasus COVID-19 baru ditemukan pada akhir bulan lalu di Wuhan, China. Kasusnya pun kian meluas dan menebar teror dengan angka kasus positif yang terus terkonfirmasi dan kematian yang meningkat. Meski begitu, persentase kesembuhan dari penyakit ini sebenarnya cukup tinggi.

Hanya saja, banyak peneliti yang mengkhawatirkan efek samping untuk jangka panjang. Ya, virus corona SARS-CoV-2 ini diklaim dapat merusak fungsi kesehatan paru-paru meski pengidapnya telah dinyatakan sembuh, termasuk pada kelompok anak.

"Kalau terjadi gejala berat dan misal anak sembuh, paru-paru dikatakan bisa alami penurunan fungsi. Tapi, ini perlu observasi lanjut. Sekian bulan harus kontrol makanya," ujar dokter spesialis anak, dr. Tjatur Kuat Sagoro Sp.A(K)., dalam Talkshow di Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, baru-baru ini.

Dokter Tjatur mengklaim perlu adanya observasi pada kondisi anak meski telah sembuh dari COVID-19. Namun, dokter yang praktik di RSU Persahabatan, Jakarta, itu menilai perlu banyak penelitian untuk melihat efek samping lebih jauh.

"Ini penyakit baru.  Kita tidak tahu semua orang bisa saja tak terkonfirmasi meski positif. Jadi belum bisa lihat seberapa jauh kerusakan (paru-paru akibat COVID-19)," paparnya.

Ia pun menekankan peran penting orangtua untuk melakukan langkah pencegahan dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Jangan sampai, kata Tjatur, anak terinfeksi dan malah membuatnya harus mengalami penurunan kondisi.