Pikir-pikir Lagi Saat Berniat Izinkan Anak Kembali ke Sekolah

Ilustrasi orangtua antar anak ke sekolah.
Sumber :
  • Freepik/zalkina

VIVA – Terhitung mulai Januari 2021, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengizinkan pembukaan sekolah atau belajar tatap muka. Keputusan Pembelajaran tatap muka dan pembukaan sekolah di awal tahun 2021 sendiri diserahkan langsung kepada Pemerintah Daerah (Pemda).

Hal ini didasarkan pada Surat Keputusan Bersama (SKB) Nomor 04/KB/2020, Nomor 737 Tahun 2020, Nomor HK.01/Menkes/7093/2020 dan Nomor 402-3987 Tahun 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Coronavirus Disease 20219 (COVID-19). 

Terkait dengan wacana pembukaan sekolah tatap muka, dokter spesialis anak dr. Citra Cesilia, Sp.A angkat bicara. Dia menyebut bahwa hingga saat ini Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI berpendapat bahwa pembukaan sekolah tatap muka dikhawatirkan meningkatkan risiko tinggi terjadinya lonjakan kasus COVID-19

"Dari IDAI intinya secara garis besar pembukaan sekolah tatap muka meningkatkan risiko transmisi COVID-19 pada anak-anak.,"  kata dr Citra dalam VIVATalk, Senin 7 Desember 2020. Lalu, apa yang harus dilakukan orang tua saat berniat mengizinkan anak kembali ke sekolah? Infonya di halaman berikut ya.

Dia melanjutkan dengan adanya rencana pembukaan sekolah tatap muka pada Januari 2021, dia meminta agar orang tua harus mencari tahu terlebih dahulu seberapa besar risiko yang akan dihadapi oleh anak-anak ketika memilih untuk pembelajaran tatap muka.

"Orang tua harus tahu seberapa besar risiko yang akan dihadapi kalau anak-anak tidak betul menerapkan protokol kesehatan atau dia betul menerapkan protokol kesehatan namun teman sekitarnya tidak. Artinya, dia bisa tertular,"

dr Citra melanjutkan, jika saat itu anak tertular, mungkin anak tidak menunjukkan gejala. Sehingga tidak diketahui bahwa dia sebenarnya orang yang infeksius, dia pulang ke rumah berinteraksi dengan orang di rumah yang memiliki risiko tertular akan membahayakan orang-orang tersebut.

"Dia pulang ke rumah berinteraksi dengan kakek neneknya sama orang tuanya yang mungkin komorbid yang awalnya tidak ada gejala apa-apa, sama dia bisa jadi berat bagi orang di rumah," jelas dia. Berikutnya, pesan dr Citra untuk para orang tua.

Namun, kata dia jika orang tua merasa manfaat tatap muka lebih besar dibandingkan dengan pembelajaran jarak jauh silahkan saja. Namun dr Citra  tetap meminta untuk orang tua bijak dalam mengambil keputusan dan terlebih dahulu berkonsultasi dengan berbagai pihak seperti sekolah dan dokter anak.

"Dokter anak membuka pintu selebarnya untuk diajak diskusi terkait pandemi ini karena kita harus bekerjasama dengan baik. Kalaupun tetap mau tatap muka harus dengan penyesuaian protokol kesehatan," jelas dia.