Reaksi Andien Dikritik Warganet Soal Pemberian MPASI Anak

Andien
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Diza Liane Sahputri

VIVA.co.id – Penyanyi Andien tengah jadi buah bibir, karena video dan foto-foto unggahannya di akun media sosial. Beberapa kali, Andien mengunggah foto buah hati, belajar makan sendiri. Dan seperti diketahui, Andien menerapkan metode Baby-Led Weaning (BLW) untuk memberikan MPASI pada buah hatinya, Anaku Askara Biru.
Metode ini dilakukan dengan membiarkan si kecil menikmati makanan tanpa disuapi orang tua. Artinya, si anaklah yang memegang dan menyuap makanannya sendiri.

Banyak yang mendukung, tapi tidak sedikit pula yang kontra terhadap cara ini. Salah satu warganet bahkan memberi kritik pedas pada penyanyi bernama lengkap Andien Aisyah ini.

"Mau ngajarin anak BLW tujuannya buat apa? Toh suatu saat dia akan makan sndiri juga kok... cara parenting salah bgini ya tanggungannya seumur hidup," begitu kutipan komentar pemilik akun @thetumblrishdiary dalam unggahan foto milik Andien, 6 Agustus 2017 lalu.

Warganet ini pun menganggap BLW sebagai metode pemberian MPASI yang buruk dan menyebut Andien tengah menjadi lelucon di kalangan dokter. Andien pun angkat bicara.

"@thetumblrishdiary If you read each of my posts about BLW, you'll know that I did go to pediatric to learn and took a course about BLW (you can go there too if you want ????). I did a research. I dont care about them making me a joke, I hope they are happy with it. Selebihnya, Ini kehidupan saya, dan kamu nggak punya hak untuk menghakimi salah atau tidaknya," tulis Andien.

Baby Led Weaning

Saat metode baby-led weaning (BLW) atau membiarkan sang anak yang menikmati makanan dengan tangannya sendiri mulai banyak dilakukan para orangtua. Bagi sebagian orang, metode ini diklaim baik untuk membiasakan pola makan sehat pada anak. Namun, sebagian lainnya, menilai memiliki banyak dampak buruk.

Dilansir laman Parents, dietician sekaligus penulis buku Feeding Baby, Clancy Cash Harrison mengatakan metode BLW baik untuk perkembangan motorik anak. Tak hanya itu, metode ini juga memungkinkan para bayi untuk mengeksplor lebih jauh rasa, tekstur, aroma dan warna berbagai jenis makanan.

"BLW dapat membantu perkembangan koordinasi mata dan tangan, kemampuan mengunyah, ketangkasan dan meningkatkan kebiasan makan yang lebih sehat," kata dia.

BLW juga dianggap baik untuk bayi mengatur banyaknya makana yang dikonsumsi. Maksudnya, dengan cara ini mereka dapat belajar berhenti makan saat sudah merasa kenyang. Tentu ini berbeda dengan cara menyuapi sang bayi. Umumnya, dengan cara terdahulu, orang tua-lah yang menentukan banyak asupan makanan pada bayi.

"Jika disuapi, orang tua masih dapat menambahkan beberapa suap makanan, padahal sang bayi sudah kenyang. Jika dilakukan terus menerus, bayi tidak dapat mengatur asupan makannya secara efisien," ujar Natalia Stasewnko, dietician anak.

Meski dinilai bermanfaat, namun, ada juga dampak buruk yang harus diketahui para orangtua, apalagi jika bayi usia di bawah enam bulan mulai dibiarkan makan sendiri.

Proses makan BLW memang memicu anak untuk mengenali bentuk dan ragam jenis makanan, terutama sayur dan buah. Tetapi, BLW tidak sebaiknya diberikan pada anak usia di bawah enam bulan.

"Anak usia enam bulan, duduk aja masih belajar, apalagi menjepit makanannya sendiri. Kalau masih susah menjepit makanannya sendiri, bagaimana dia bisa memenuhi kebutuhan makanannya di usia enam bulan itu?" ujar spesialis anak, Dr. dr Damayanti R Sjarif SpA, kepada VIVA.co.id.

Menurutnya, BLW yang diberikan terlalu dini, memicu anak kekurangan gizi yang dibutuhkannya saat tumbuh dan berkembang.

"Kalau dia sulit genggam makanannya, lalu makanannya tidak banyak diserap tubuh, bayi itu berisiko kekurangan gizi," kata dia.

Untuk itu, Damayanti menyarankan agar proses BLW bisa diberikan saat motorik anak sudah baik. Menurutnya, usia ideal dengan motorik yang baik yakni saat anak berusia sembilan bulan.

"BLW itu baik untuk mengajari anak makan sendiri dri makanan yang sudah disiapkan. Boleh saja, saat motoriknya sudah siap yaitu saat usia sembilan bulan," kata dia.