Manfaat Luar Biasa Cuti Hamil dan Melahirkan 6 Bulan

Ibu dan anak.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id –  Mengoptimalkan tumbuh kembang anak khususnya pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), terus didorong untuk dilakukan para orangtua. Namun, bagi ibu bekerja, mencapai target ini tentu menjadi tantangan yang besar.

Karenanya, perusahaan wajib memberikan cuti hamil dan melahirkan agar ibu bisa memenuhi hak anak dan memgoptimalkan masa emas 1.000 HPK tersebut.
 
Menurut Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Pengasuhan Keluarga dan Lingkungan KPPPA, Rohika Kurniadi Sari, cuti melahirkan merupakan hak yang sangat mendasar yang tidak hanya memuat kesehatan reproduksi ibu tapi banyak hal lainnya.
 
Pentingnya kehadiran ibu dalam 1.000 HPK anak juga ditegaskan oleh Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K). Ia menjelaskan, 1.000 HPK dihitung sejak fase kehamilan hingga anak berusia 2 tahun.
 
"Jika seorang anak tidak terpenuhi asupan mulai dari nutrisi, kesehatan, serta kurangnya kasih sayang, maka dampak yang terjadi pada perkembangannya akan bersifat permanen," ujarnya saat jumpa pers di Jakarta, Selasa, 29 Agustus 2017.
 
Dampak tersebut meliputi gangguan pertumbuhan tinggi badan, kecerdasan otak yang menurun, hingga kurangnya kepercayaan diri anak. Selain itu, peran menyusui juga penting untuk meningkatkan bonding ibu dan anak.
 
Sejumlah perusahaan di Indonesia diketahui telah mengeluarkan kebijakan cuti hamil dan melahirkan selama enam bulan. Salah satunya adalah perusahaan swasta Danone Indonesia yang mengeluarkan parental policy. Sebuah kebijakan di mana karyawan wanita mendapat cuti hamil dan melahirkan selama enam bulan, serta cuti 10 hari bagi karyawan laki-laki yang istrinya melahirkan.
 
Direktur HR Danone ELN Indonesia, Evan Indrawijaya mengatakan, selain cuti hamil dan melahirkan, inisiatif lain untuk mendukung 1.000 HPK adalah dengan menyediakan fasilitas ruang laktasi, serta adanya Duta Gizi yang memastikan ibu dapat memberikan nutrisi yang sesuai bagi anak sejak dalam kandungan.
 
"Kami juga memberikan dukungan emosional, di mana ketika karyawan kembali ke kantor, dia bisa kembali menghadapi situasi kantor atau kembali bekerja dengan baik," katanya.