Suka Traveling, Pengeluaran Milenial Buat Liburan Masih Minim

Ilustrasi Traveling
Sumber :
  • Freepik

VIVA – Milenial selama ini disebut-sebut sebagai kelompok usia yang memiliki hobi traveling lebih sering dibanding dengan generasi sebelumnya. Menurut Indonesia Millennial Report 2019, yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), 24 persen dari kelompok usia produktif Indonesia atau sekitar 63,4 juta orang ternyata merupakan generasi milenial yang berusia 20-35 tahun.

Maka tidak heran jika banyak penyedia layanan pariwisata yang mengincar milenial sebagai salah satu pasarnya. Tapi, meski jumlah milenial yang melakukan wisata cukup banyak, hal itu tidak sebanding dengan jumlah uang yang mereka keluarkan. Kenapa ya?

"Spending milenial daripada jumlah volumenya besar, tapi kemampuan spendingya rendah, spendingya saya tidak tahu persisnya, tapi usia 18 sampai 32  usia mereka baru mulai kerja mulai mandiri," ungkap Wakil Ketua Umum Promosi dan Pemasaran PHRI Budi Tirtawisata, saat diskusi  di Ballroom JS Luwansa, Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis, 16 Januari 2020. 

Baca Juga: Pengacara: Sule Nikah Bulan Februari

Di usia-usia yang demikian, lanjut Budi, banyak generasi milenial yang belum memiliki penghasilan yang cukup besar. Sehingga dalam melakukan perjalanan atau berwisata, mereka cenderung memilih yang lebih efisien secara biaya.

"Tapi nanti begitu memasuki usia yang lebih matang lagi karier sudah jadi, dan berkeluarga otomatis dia spending powernya lebih tinggi baru nilai tambahnya lebih tinggi, kalau milenial carinya apa, homestay," ujar Budi. 

Sebagai perbandingan,  Budi juga memaparkan bahwa rata-rata orang indonesia di usia yang lebih matang menghabiskan sekitar Rp14 juta untuk berwisata dengan rata-rata waktu tinggal hingga 7 malam. Budi juga melanjutkan bahwa butuh strategi ekstra agar para wisatawan bisa tinggal lebih lama, sehingga bisa mengeluarkan uang lebih banyak. 

"Length of stay bisa naik tapi harus ditambah dengan atraction, kalau ke Yogyakarta rata-rata stay 2 malam, kalau mau jadi 3 malam bisa tapi harus kasih atraksi," ungkap Budi. 

Dengan demikian, jumlah wisatawan milenial yang cukup besar, juga bisa berbanding dengan uang yang dikeluarkan oleh mereka.