Wisata Kunang-kunang Hits, Serangga Ini Bisa Punah Akibat Polah Turis

Wisata kunang-kunang semakin berkembang di beberapa negara termasuk Meksiko, Jepang, Malaysia dan India. - Getty Images
Sumber :
  • bbc

Wisata kunang-kunang sedang naik daun di dunia, tetapi para ilmuwan mengingatkan bahwa kegiatan tersebut dapat berkontribusi pada kepunahan serangga itu.

"Aku melihat ratusan (kunang-kunang) yang berkedip-kedip, menyala seperti pohon Natal."

"Pemandu wisata kami mengarahkan lampu senter ke kerumunan kunang-kunang. Mereka langsung mengelilingi kami - kami seperti dikerubungi galaksi terang benderang yang terdiri dari serangga menyala."

"Aku meraih mereka dengan tanganku dan menangkap satu di antara mereka."

Membaca pengalaman seorang blo g ger perjalanan pada 2019 ini menjelaskan mengapa wisata kunang-kunang semakin populer, tapi jika dilakukan dengan tidak hati-hati, wisata semacam ini dapat berisiko membunuh serangga tersebut.

Hilangnya habitat dan polusi cahaya dari urbanisasi dan industrialisasi merupakan ancaman bagi populasi kunang-kunang, menurut sebuah .

Tapi wisata kunang-kunang, yang menarik ribuan pelancong di beberapa negara termasuk Meksiko, Amerika Serikat, Filipina dan Thailand, menimbulkan kekhawatiran di kalangan aktivis konservasi.

"Keluar di malam hari dan menikmati kunang-kunang di habitat aslinya merupakan pengalaman yang tak terlupakan," kata Profesor Sara Lewis dari Tufts University, yang memimpin penelitian tersebut kepada BBC.

Namun turis kerap secara tak sengaja membunuh kunang-kunang dengan menginjak atau menganggu habitat dengan penerangan bantuan atau menyebabkan erosi tanah.

Festival kunang-kunang juga dibuat di beberapa negara termasuk Jepang, Belgia, dan India, dan media sosial turut membantu mempromosikan wisata kunang-kunang.

Bagaimana pariwisata dapat membunuh kurang-kunang

Nanacamilpa, sebuah kota kecil di Meksiko, menjadi salah satu tujuan wisata kunang-kunang yang paling diincar selama satu dekade terakhir.

Beberapa pelancong mengunggah foto-foto menawan di Instagram, kebanyakan melanggar larangan berfoto di lokasi wisata yang berlaku, kata fotografer lokal Pedro Berruecos.

Kunang-kunang Meksiko sangat rentan terhadap turis, kata Prof Lewis.

Perkiraan jumlah pengunjung lokasi wisata kunang-kunang selama satu tahun

Serangga betina tidak bersayap dan tidak dapat terbang, yang artinya mereka hidup di tanah dan pengunjung mungkin saja secara tak sengaja menginjak mereka.

"Bukan ingin menyalahkan turis, tapi jika mereka berjalan di tanah, mereka mungkin saja menginjak kunang-kunang betina yang sedang bertelur. Mereka mungkin saja membunuh generasi penerus," kata Lewis.

Di Thailand, Malaysia dan Filipina, industri ini telah bertahan selama beberapa dekade, tapi biasanya tidak dikelola dengan baik, katanya.


Musim kunang-kunang hanya berlangsung tiga bulan di Meksiko, yang berarti konsentrasi pengunjung pada periode tersebut dapat menambah tekanan terhadap ekosistem. - Pedro Berruecos

Kumpulan kunang-kunang bakau hidup secara eksklusif di hutan bakau di sepanjang sungai.

Pejantan berkumpul dalam jumlah besar untuk menarik betina dengan memancarkan cahaya yang juga menarik para pelancong.

Kapal-kapal bermotor mengarungi sungai, menciptakan riak yang dalam jangka waktu panjang menyebabkan erosi dan membunuh pepohonan tempat kunang-kunang hidup.

"Para operator juga menabrakkan kapal ke pinggiran sungai untuk menggoyangkan pohon dan membuat kunang-kunang keluar untuk dilihat turis," kata Lewis.

"Ada bukti jika cahaya kamera saja bisa mengganggu kunang-kunang dan mempengaruhi keberhasilan reproduksi mereka, apalagi lampu senter."

Wisata kunang-kunang yang ramah lingkungan, mungkinkah?

Lewis menekankan bahwa wisata kunang-kunang berperan penting menggerakkan ekonomi lokal dan tidak semestinya dilarang sama sekali.

Tapi, para operator tur dan pelancong dapat mengembangkan praktik pariwisata yang ramah lingkungan.

Blog g er pelancong Katie Diederichs dan suaminya, keduanya dari Amerika Serikat, memilih operator wisata di Bohol, Filipina, untuk mendapatkan pengalaman menyaksikan kunang-kunang pada 2015.

Berwisata dalam kelompok kecil pada malam hari dengan menggunakan kayak dengan satu lampu - pengalaman tersebut dirancang untuk sedapat mungkin tidak mengganggu habitat kunang-kunang, kata Katie.

"Banyaknya cahaya dari kunang-kunang membuat hutan bakau tampak seperti pohon Natal - terasa seperti keajaiban.

"Kunang-kunang pejantan terbang, memberikan ilusi cahaya, sementara para betina berkedip."

Perusahaan tersebut dijalankan oleh warga lokal yang menyayangi kunang-kunang dan ingin melindungi lingkungan mereka.

Tapi Katie mengaku menyaksikan beberapa operator lain menggunakan "kapal besar untuk turis" melewati mereka "menimbulkan riak besar ke arah kami".


Fotografer konservasi Carla Rhodes menangkap kunang-kunang Big Dipper di Pegunungan Catskill in New York, AS. - Carla Rhodes Photography

Tips dari fotografer

"Sangat penting untuk tidak mengganggu habitat kunang-kunang selagi mengambil foto," kata .

Ia secara rutin memotret kunang-kunang Big Dipper di tempat tinggalnya di pegunungan Catskill di New York.

Perhatikan di mana Anda jalan dan berhati-hatilah dengan sumber cahaya yang Anda miliki.

"Dan demi kebaikan mereka, tolong jangan pernah menangkap kunang-kunang!" kata Rhodes.