Kemenpar: Wisata Kapal Pesiar Potensi Hasilkan US$600 Juta

Kapal pesiar Albatros saat singgahi Ambon. Foto ilustrasi
Sumber :
  • Antara/Izaac Mulyawan
VIVA.co.id
- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) kini serius menggarap wisata menggunakan yacht (perahu pesiar). Menteri Pariwisata Arief Yahya menargetkan pada 2019 mendatang, wisata yacht bisa menghasilkan devisa US$600 juta.


Salah satu kegiatannya adalah menggelar Promosi 'Wonderful Indonesia' di Selandia Baru. Mereka mempromosikan potensi wisata Indonesia dengan Yacht kepada masyarakat Selandia Baru, terutama para yachter, di Auckland, 27 November 2015 kemarin.


Kemenpar optimis dapat menarik minat yachter Negeri Kiwi untuk berlayar ke Indonesia. Apalagi setelah pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden No. 105 Tahun 2015.


"Perpres ini memudahkan yacht asing yang akan memasuki wilayah perairan Indonesia, terutama saat pengurusan dokumen CIQP (custom, immigration, quarantine, port) di 18 pelabuhan. Kebijakan ini diproyeksikan akan meningkatkan jumlah kunjungan yacht ke Indonesia hingga 6.000 yachter pada 2018. Hasilnya adalah devisa US$600 juta," ucap Arief Yahya dalam rilis yang diterima Viva.co.id, Minggu, 29 November 2015.


Berdasarkan Perpres dimaksud, ada 18 pelabuhan titik keluar-masuk perahu pesiar yakni:


1. Sabang (Aceh)

2. Belawan (Medan)

3. Teluk Bayur (Padang)

4. Nongsa Point Marina (Batam)

5. Banda Bintan Telani (Bintan)

6. Tanjung Pandan (Belitung)

7. Sunda Kelapa dan Ancol (Jakarta)

8. Tanjung Beno (Bali)

9. Tenau (Kupang)

10. Kumai (Kotawaringin Barat)
11. Tarakan
12. Nunukan (Bulungan)
13. Bitung
14. Ambon
15. Saumlaki (Maluku Barat)

16. Tual (Maluku Tenggara)

17. Sorong

18. Biak


Selain mempromosikan wisata yacht, Kemenpar juga bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Wellington, menyelenggarakan Indonesia Festival pada 27-28 November di Queenstown. Kegiatan ini meliputi pagelaran seni budaya, promosi destinasi wisata, pameran produk kerajinan, dan bazar makanan Indonesia.


Kemenpar memilih Queenstown yang terletak di selatan Selandia Baru. Berdasarkan fakta bahwa kota itu merupakan kota wisata yang ramai oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.


Sehingga penyelenggaraan Indonesia Festival nantinya tidak hanya masyarakat setempat yang menikmatinya, tapi juga wisatawan yang sedang pelesir di Queenstown.