Kebun Raya Baturraden, Lokasi Wisata Baru di Jawa Tengah

Kebun Raya Baturraden
Sumber :
  • VIVA / Dwi
VIVA.co.id - Setelah menunggu hampir 14 tahun, akhirnya Jawa Tengah memiliki Kebun Raya seperti Kebun Raya Bogor dan Kebun Raya Cibodas. Wahana konservasi tanaman, pendidikan dan wisata ini berada di kawasan wanawisata Baturraden, Kabupaten Banyumas.

Wilayah ini memiliki hutan yang luas, sebuah destinasi wisata di lereng Gunung Slamet. Tonggak berdirinya Kebun Raya Baturraden tak lepas dari inisiatif Megawati Soekarnoputri yang kini menjadi Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia. Mega bahkan meresmikan secara langsung wisata yang memiliki koleksi ribuan tanaman ini.

Selain Mega, acara peluncuran perdana juga dihadiri Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sejumlah anggota DPR RI, LIPI, jajaran Pemprov Jateng dan Pemkab Banyumas.

Inisatif kebun raya ini disampaikan Mega sejak kepemimpinan Gubernur Jateng, Mardiyanto. Namun, hal itu baru bisa direalisasikan pada masa Ganjar Pranowo setelah mendapatkan rekomendasi LIPI.


"Saya bersyukur, setelah 14 tahun lamanya sejak 2002, akhirnya Kebun Raya Baturraden bisa terealisasi, " kata Mega di Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu, 19 Desember 2015.


Kebun raya ini dibangun di luas lahan 143,5 hektare di Kelompok Pemangku Hutan (KPH) Banyumas Timur. Lokasi ini berkonsep seperti Kebun Raya Bogor dan Kebun Raya Cibodas yang memiliki ribuan koleksi tumbuhan serta berwawasan konservasi penelitian pendidikan dan wisata.


Tempat wisata baru ini memiliki flora khas pegunungan di Jawa dengan total koleksi 2.637 spesimen tanaman. Terdiri atas 571 spesies, 394 marga dan 196 suku. Secara keseluruhan, pembangunan Kebun Raya Baturraden akan berjalan selama 10 tahun dengan biaya mencapai Rp300 miliar.


Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, Kebun Raya Baturraden ini merupakan wahana yang dikelola oleh Provinsi Jawa Tengah. Kini beberapa hal telah disiapkan seperti, pembangunan fisik, pengelolaan koleksi, rumah kaca, rumah kompos, rumah anggrek dan rumah pembibitan.


"Tak hanya dipakai untuk dilihat, tapi juga untuk riset dan pendidikan anak. Untuk petugasnya memang baru 22 orang yang didampingi oleh LIPI, " katanya.