Menyelami Sisi Modern Museum Bawah Air Pertama di Eropa

Museum Bawah Air di pulau Lanzarote di Pulau Canary, Spanyol
Sumber :
  • Amusing Planet
VIVA.co.id - Boleh saja Mesir berencana membuat museum bawah air di teluk mitologis Alexandria, meski masih bisa dilihat tanpa harus menyelam dan berbasah-basah.

Atau museum yang benar-benar harus menyelam untuk bisa melihatnya seperti di daerah Cape Tarhankut, Crimea, dimana terdapat patung pemimpin Rusia, serta ikon bersejarah lainnya.

Tapi ternyata di Panta Lanzarote, Canary, Spanyol juga memiliki museum bawah laut seperti milik Crimea.


Museum ini diklaim sebagai museum bawah air dengan patung pertama di Eropa. Terletak di Pantai Lanzarote dengan kedalaman 12 hingga 14 meter dan patung-patung yang dikerjakan oleh seniman Inggris, Jason deCaires Taylor, yang telah membuat karya serupa di Cancun, Meksiko, dan Grenada di India Barat.


Dilansir dari
Amusing Planet
, patung -patung yang dipajang termasuk beberapa sosok manusia yang menggambarkan orang sedang menggunakan telepon selulernya, berjalan, mengambil foto dan sedang berfoto selfie.


Karya lainnya berjudul "Perahu Lamperdusa", menggambarkan orang-orang yang tengah putus asa menunggu mendapat pertolongan dan perawatan, menggambarkan krisis pengungsi yang sedang berlangsung.


Patung bawah tanah tersebut akhirnya akan menarik dan mempromosikan kehidupan tumbuhan dan hewan, menyimbolkan hubungan simbiosis yang dimiliki manusia dengan alam.


Sebagai seorang penyelam, Taylor sadar bahwa banyak kehidupan laut yang mencari tempat aman untuk berlindung, termasuk patung tersebut. Sehingga dia memilih tempat yang disebutnya sebagai tempat "tandus dan sunyi."


Patung-patung itu dibuat dari semen laut dari tipe yang sangat lembab, dirancang untuk bisa bertahan setidaknya ratusan tahun. Dia menghindari penggunaan logam, karena akan bersifat korosi dan mengotori lingkungan.


"Semakin lama mereka ada di bawah air, semakin lama tumpukan kalsium mulai terbentuk, jadi mereka akan mulai semakin tidak dikenali dari waktu ke waktu," jelas Taylor.


"Itulah salah satu alasan saya memulai dengan gambar yang sederhana atau setidaknya sosok manusia, karena saya tahu mau dibuat jelek seperti apapun, sebagian tubuh manusia masih bisa dikenali."