Cerita Nenek Sunak, Musabab Kacang Rp500 Naik Haji

Sunak Mutiha Jumakah, nenek asal Kota Probolinggo, Jawa Timur, pergi beribadah haji dari hasil jualan kacang.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Sunak Mutiha Jumakah (65 tahun) bahagia tak terkira. Nenek asal Kota Probolinggo, Jawa Timur, itu ditakdirkan berangkat ke Tanah Suci, untuk beribadah haji dengan biaya dari hasil menabung berjualan kacang Rp500 per bungkus selama sepuluh tahun.

Semringah tergambar jelas di wajahnya, saat ditemui wartawan di Asrama Haji Surabaya pada Senin malam, 8 Juli 2019.

Nenek Sunak tinggal seorang diri di Jalan Cokroaminoto, Kebonsari Kulon, Kota Probolinggo, Jawa Timur. Dia berstatus janda, sejak suaminya meninggal dunia empat belas tahun lalu. Sejak itu pula, nenek satu anak dua cucu itu berjualan kacang seharga Rp500 per bungkus. “Saya tinggal sendiri di rumah,” katanya.

Nenek Sunak mengaku kacang buatannya, dijual dengan cara dititipkan di warung-warung milik tetangganya di kampung. Per bungkus kacang dia hargai Rp500, untuk dirinya Rp400 dan untuk pemilik warung Rp100.

Untuk setiap warung, dia titipkan sebanyak 25 bungkus kacang. “Kalau 25 bungkus semuanya Rp10 ribu, Rp2.500 ke sana (pemilik warung),” katanya dengan logat Madura.

Setiap hari, biasanya dia membawa pulang untung bersih kurang lebih Rp20 ribu. Keuntungan itu, sebagian dibuat untuk kebutuhan sehari-hari, sebagian lagi buat tambahan modal jualan kacang lagi. “Sisanya ditabung,” ujarnya.

Sepuluh tahun lalu, Nenek Sunak mendaftar haji. Uang pendaftaran berasal dari tabungan hasil berjualan kacang. Dia mengaku lupa berapa uang haji disetor pertama kali ke bank. “[ditabung] sedikit-sedikit, lha wong kerjaannya [hasilnya] kecil. Lupa, saya berapa [uang disetor saat mendaftar)]” ujarnya.

Setelah terdaftar, Nenek Sunak istiqamah setiap hari menabung dari hasil berjualan kacang. Dia menyimpan uangnya di tempat khusus di rumahnya. Setelah setahun, uang tabungannya itu kemudian disetorkan ke bank. “Awalnya, dititipkan dulu di bak kecil yang ada di kampung. Kalau sudah banyak, baru dibawa ke bank besar (BRI),” ujarnya.

Begitu terus Nenek Sunak lakukan, hingga kemudian dia menerima panggilan dari Kantor Kementerian Agama berangkat ke Tanah Suci untuk beribadah haji tahun ini. Dia diminta agar melunasi biaya pemberangkatan ibadah haji sebesar Rp36 juta. “Terakhir [biaya pelunasan] kurang tiga juta lima ratus.”

Nenek Sunak tergabung dalam jemaah kelompok terbang (kloter) 9 asal Kota Probolinggo dan masuk Asrama Haji Surabaya pada Senin malam. Kloter ini dijadwalkan terbang dari Bandara Internasional Juanda Surabaya menuju Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz di Madinah, Arab Saudi, pada Selasa malam, 9 Juli 2019. “Saya sendiri, tetapi di sini (asrama haji) ada banyak tetangga yang haji bersama saya,” katanya. (asp)