Alur Safari Wukuf untuk Jemaah Haji Sakit

Penanganan Jemaah Haji Sakit di KKHI PPIH Mekkah
Sumber :
  • Bahauddin/MCH2019

VIVA – Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) akan menfasilitasi jemaah haji yang sakit untuk safari wukuf di Arafah pada puncak haji 9 Dzulhijah 1440H. Jemaah yang disafariwukufkan akan diberangkatkan dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dengan 10 bus, yang telah dimodifikasi lengkap dengan peralatan medis.

Safari wukuf merupakan fasilitas yang diberikan kepada jemaah sakit risiko tinggi untuk melaksanakan rukun haji, yakni wukuf di Arafah. Untuk jumlah jemaah haji Indonesia yang akan disafariwukufkan masih diidentifikasi.

Namun siapa saja yang berhak disafariwukufkan, Konsultan Ibadah PPIH Mekah, KH Ahmad Kartono mengatakan kriteria safari wukuf adalah mereka yang sakit dirawat di KKHI Mekah. Setelah melalui proses identifikasi secara medis, baru nantinya KKHI akan menyampaikan data jemaah yang memungkinkan untuk safari wukuf. 

"Secara hukum pelaksanaan safari wukuf di benarkan dari sisi syariatnya. Karena mereka masuk wilayah Arafah, sekalipun beberapa saat, sekitar 3 jam. Ini sah menurut hukum," kata Ahmad Kartono saat meninjau lokasi safari wukuf di Arafah, Minggu, 28 Juli 2019.

Rencananya, pemberangkatan jemaah safari wukuf pukul jam 11 siang dari KKHI, perjalanan diperkirakan 30 menit sampai Arafah. "Setibanya di Arafah di pinggir jalan yang sedang disurvei ini. Insya Allah tahun ini pakai jalan ini, karena akses mudah. Tinggal maju sedikit dan belok kanan, kembali ke KKHI," ujar Kartono.

Untuk prosesi safari wukuf, Kartono menerangkan prosesnya hampir sama dengan wukuf jemaah pada umumnya, hanya mereka melakukan wukuf tidak di tenda melainkan di dalam bus medis. Sebelumnya, di KKHI mereka sudah bersuci, berniat dan mengenakan pakaian ihram. Semua akan dibimbing oleh konsultan ibadah.

Selanjutnya, jemaah sakit akan mendengarkan khutbah wukuf yang disampaikan oleh pembimbing ibadah di masing-masing bus selama kurang lebih 10 menit. Setelah itu, jemaah salat jamak Zuhur dan Ashar sambil duduk di atas kendaraan dibimbing konsultan ibadah. 

"Dilanjutkan berzikir dituntun bagaimana dapat merasakan wukuf di Arafah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. Diharapkan bisa melaksanakan ibadah supaya memperoleh haji mabrur," terang mantan Direktur Bina Haji Kementerian Agama ini. 

Menurut Kartono, setelah jemaah selesai melaksanakan rukun hajinya, yakni wukuf di Arafah, maka selanjutnya jemaah melaksanakan wajib haji secara mandiri atau dibantu ketua regunya. "Tetapi yang makin memburuk dan tidak mungkin jalankan rukun tawaf ifadah atau sai, akan dibadalkan tawaf dan sa'inya," ungkapnya.

Sementara untuk jumlah jemaah haji sakit yang disafariwukufkan tahun ini, Kartono belum mendapat data pastinya. "Tahun lalu kurang lebih 200 orang jemaah safari wukuf. Ini tergantung identifikasi jemaah sakit di KKHI Mekah. Kita lihat jemaah uzur atau lansia. Bisa juga lebih dari tahun lalu. Tapi insya Allah pemerintah siap memfasilitasi," tegasnya.