Misnati Diiming-imingi Cepat Pergi Haji dengan Janji Jatah Menteri

Misnati, warga Pasuruan korban penipuan haji, saat melapor ke Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur di Surabaya, Senin malam, 5 Agustus 2019.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Sedikitnya, 59 orang tertipu modus berangkat haji dengan cepat dan melapor ke Kepolisian Daerah Jawa Timur di Surabaya pada Senin malam, 5 Agustus 2019.

Mereka yang berasal dari sejumlah daerah di Jatim itu melapor, setelah dicegah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya berangkat ke Tanah Suci, karena tidak terdaftar dalam kuota 2019.

Salah satu korban bernama Misnati (47 tahun). Dia mengaku mendaftar dan memperoleh daftar tunggu atau waiting list berangkat haji tahun 2040. Seseorang mengaku sebagai oknum dari Kementerin Agama, kemudian menawarkan pemberangkatan dipercepat tahun ini. Si oknum menyebut, keberangkatannya mengambil jatah kursi kosong.

“Enggak ada kloter, saya tanya, ’Pak, ini kloter berapa?’ kata Pak Murtaji, ‘Ini enggak ada kloter, ini enggak ada KBIH, ini kamu bareng menteri’. [katanya] jatah Menteri Agama,” cerita Misnati kepada wartawan di Markas Polda Jatim di sela-sela melapor.

Namun, percepatan keberangkatan bukan gratis. Si oknum meminta Misnati, agar membayar biaya tambahan untuk pembuatan visa dan dokumen perjalanan lainnya.

Misnati mengaku diminta membayar Rp42 juta. Namun, karena tak memiliki uang, dia mengaku hanya membayar Rp31 juta untuk uang muka, sisanya dijanjikan saat di Tanah Suci.

“Kalau 31 juta sudah bayar. Saya jawabnya, ‘kalau saya sudah berangkat, nanti saya kirim uang ke sampean (oknum terlapor), kalau saya enggak berangkat, ya, saya enggak mau kirim, saya gitu’,” kata Misnati.

Pada Minggu lalu, 4 Agustus 2019, Misnati mengaku memperoleh instruksi dari oknum itu agar berkemas dan bersiap-siap berangkat ke Tanah Suci. Jemaah akan diberangkatkan dengan bus dari Stadion Bangkodir, Kecamatan Bangil, Pasuruan, menuju Asrama Haji Surabaya.

“Tapi pemberangkatan hajinya enggak mesti, tanggal berapa, jam berapa, saya enggak tahu. Saya pokoknya disuruh kumpul di sana (Bangil), terus dijemput,” kata Misnati.

Belum tiba di Asrama Haji Surabaya, bus yang membawa Misnati dan beberapa korban lainnya dihentikan oleh petugas PPIH. Petugas menyampaikan bahwa jemaah calon haji itu tidak terdaftar dalam jemaah kuota haji tahun ini. “Sampai sini, Klampis (Surabaya), langsung banyak polisi.”

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim, Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera mengatakan bahwa aparatnya masih mendalami kasus itu. “Setiap laporan dari masyarakat pasti kami tindak lanjuti. Sekarang masih didalami,” ujarnya. (asp)