Mengintip Aksi 'Ojek Payung' di Kota Madinah

Jemaah haji di Masjid Nabawi malam hari
Sumber :
  • Beno Junianto/VIVA.co.id

VIVA – Suhu dan cuaca di Madinah cukup panas hari itu, Kamis 14 September 2018, yakni menyentuh angka 43 derajat celsius. Saat itu sedang terik-teriknya.

Dalam waktu yang bersamaan, tiba bus-bus rombongan Kloter 48 Debarkasi Surabaya (SUB-48). Sesemi (57 tahun) seorang jemaah asal Lamongan salah satu yang turun dari bus itu.

“Ya Allah, panase,” kata dia begitu turun dari bus seperti dikutip dari Kementerian Agama RI Penyelenggara Haji dan Umrah.

Melihat kedatangan jemaah tersebut, Juriyansyah, salah seorang petugas Daerah Kerja (Daker) Bandara langsung menghampiri. Ia kembangkan payungnya dan kemudian melindungi Sesemi dari terik.

“Waduh makasih, Pak. Makasih banyak,” kata Sesemi.

Jemaah lain yang dipayungi petugas adalah Soimatun (56). Soimatun sendiri langsung dipayungi petugas Daker Bandara lainnya Kartika. Kartika memayungi Soimatun karena terlihat berjalan tertatih-tatih saat turun dari bus.

“Saya baru habis dirawat di rumah sakit enam hari,” kata Soimatun.

Beberapa hari belakangan, pemandangan petugas Daker Bandara membawa-bawa payung di Bandara Madinah menjadi marak. Hal ini sehubungan terik yang makin menjadi-jadi sementara jarak dari bus menuju paviliun bisa mencapai 30 meter hingga seratus meter.

“Kami lihat jemaah lama memilih-milih tas di samping bus dan kepanasan, sebab itu langsung kami payungi,” kata Endang Maman, pelaksana tugas Daker Bandara.

“Banyak jemaah yang kepanasan, kasihan mereka. Makanya setiap petugas bawa payung buat mayungin. Mereka suka banget, lucu kata jemaah, ada yang bilang ojek payung pula,” kata Feby Lazuardi, petugas Daker Bandara lainnya.

Sementara itu, Ketua Sektor 1 Daker Bandara, Misroni, perlindungan para jemaah dari teriknya Madinah memang penting sekali. Ia juga mengharapkan, ketua kloter dan ketua rombongan bisa memberi arahan agar jemaah membawa payung bila bertolak ke Bandara Madinah siang hari menuju pemulangan.

Hal ini untuk menghindari para jemaah terkena dehidrasi. Terlebih, jumlah petugas tak cukup bila harus memayungi jemaah satu per satu.

”Di tengah cuaca panas seperti ini, payung itu penting sekali,” kata Misroni.