Kisah Addas dan Sepiring Anggur untuk Rasulullah

Masjid Addas di Taif, Mekah
Sumber :
  • MCH2019

VIVA – Taif, sebuah kota yang berada di dataran tinggi Mekah, menyimpan jejak sejarah penyebaran Islam di masa lalu. Rasulullah Muhammad SAW pergi ke Taif sepeninggal Abu Thalib, untuk menyebarkan agama Islam. 

Rasulullah pergi ke Taif untuk menghindari hinaan dan siksaan orang-orang Quraisy yang semakin menjadi, setelah pamannya meninggal dunia. Rasulullah ke Taif untuk mencari perlindungan dan dukungan Bani Tsaqif. Sekaligus mengajak mereka ke agama Allah.

Namun apa dikata, ketika Nabi menghadap pemuka Bani Tsaqif, kemudian bicara tentang Islam dan mengajaknya pada Allah, mereka menolak ajakan Rasulullah. Bani Tsaqif bahkan melempari Rasul dengan batu hingga kedua kakinya terluka. Zaid bin Haritsah yang berusaha melindungi Rasul juga terkena lemparan di kepala. 

Keduanya lari dari kejaran orang-orang suruhan Bani Tsaqif yang terus melemparinya dengan batu. Sampai tiba di suatu kebun anggur milik Uqbah bin Rabi'ah, ketika sudah merasa tenang dan terbebas dari kejaran Bani Tsaqif, Rasul berdoa di tengah kebun anggur Uqbah.

Tanpa disadari, kedua anak Uqbah, Uthbah dan Syaibah memperhatikan kehadiran Rasul di kebun mereka. Merasa iba kepada Rasulullah dan Zaid bin Haritsah yang terluka parah, mereka lalu menyuruh Addas, pelayan mereka yang beragama Nasrani, untuk memberi sepiring anggur kepada Rasulullah. 

Foto: Masjid Addas di Taif

Ketika Addas meletakkan anggur di hadapan Rasulullah SAW, dan berkata "Makanlah". Rasulullah lalu mengulurkan tangannya seraya mengucapkan, "Bismillah" Kemudian memakannnya.

Addas terkejut mendengar ucapan Rasulullah. "Demi Allah, kata-kata itu tidak pernah diucapkan oleh penduduk daerah ini,". Rasulullah SAW bertanya, "Kamu dari daerah mana dan apa agamamu?" Addas menjawab, "Saya seorang Nasrani dari daerah Ninawa (sebuah desa di Mosul-Irak)," 

Rasulullah bertanya lagi, "Apakah kamu dari negeri seorang shalih bernama Yunus anak Matta?" Rasulullah saw. menerangkan, "Yunus bin Matta adalah saudaraku. Ia seorang Nabi dan aku pun seorang Nabi". 

Seketika itu juga Addas berlutut di hadapan Rasulullah SAW lalu mencium kepalanya, kedua tangannya, dan kedua kaki beliau. Saat itu pula, Addas masuk Islam, mengikuti agama yang dibawa Rasulullah.

Kini, tempat pertemuan Addas dan Rasulullah itu ditandai dengan dibangun sebuah masjid, bernama Masjid Addas. Lokasinya berada di tengah kebun anggur dan pemukiman padat penduduk. Masjidnya tidak terlalu besar, namun cukup sebagai penanda bahwa di tempat ini dulunya pernah disinggahi Rasulullah. 

Masjid Addas berwarna krem kecoklatan, ditandai dengan menara yang lebih tinggi dari umumnya rumah penduduk. Posisinya tidak jauh dari wadi Matsna, tempat Nabi Muhammad dilempari batu oleh penduduk Bani Tsaqif.

Seperti halnya di tempat-tempat bersejarah lainnya di Arab Saudi, pemerintah menempelkan maklumat yang berisi larangan agar tidak mengkultuskan tempat ini, dan tidak pula mengkhususkan ibadah di Masjid Addas. 

Karena hingga akhir hayatnya, Nabi Muhammad tidak pernah salat di masjid ini, tidak pula dilakukan para sahabat. Masjid Addas ini hanya sebagai penanda, bahwa di tempatnya berdiri Rasulullah pernah berlindung di perkebunan anggur milik Uqbah bin Rabi'ah, dan disugguhi anggur oleh seorang pelayan Nasrani bernama Addas, yang akhirnya memeluk Islam. Wallahu 'alam.