Air Zamzam Masjidil Haram 'Terharu' Mendengar Bacaan Alquran 

Jemaah mengambil air zamzam untuk diminum di kawasan Masjidil Haram
Sumber :
  • VIVA/Dedy Priatmojo

VIVA – Air zamzam memiliki khasiat dan keutamaan karena air tersebut berasal dari mata air suci di masa Nabi Ibrahim alaihisalam. Kehebatan air zamzam ini bahkan disebutkan dalam hadis Rasulullah, yang menyebut air zamzam sebagai sebaik-baik air di muka bumi dan menjadi penawar bagi segala penyakit.

Tak heran jika mayoritas jemaah haji dan umrah membawa air zamzam sepulangnya dari Tanah Suci, untuk dikonsumsi sendiri atau buah tangan untuk keluarga di rumah. Ada yang mendapat jatah air zamzam dalam kemasan 5 liter, ada juga yang mengambil langsung air zamzam dari masjidil haram dengan botol untuk dibawa pulang ke Tanah Air.

Sebab ada keyakinan, air zamzam yang langsung diambil Masjidil Haram adalah air yang lebih berkhasiat, apalagi kalau airnya dibawa tawaf atau sudah dibacakan ayat Alquran di depan Ka'bah. Sementara air zamzam yang dalam kemasan dianggap berbeda dengan air yang ada di Masjidil Haram.

Suqya Zamzam, sebuah badan usaha wakaf pengelola air zamzam yang didirikan Raja Abdullah bin Abdul Aziz, menjawab hal ini. Di mata mereka, anggapan bahwa air zamzam yang ada di Masjidil Haram berbeda dengan air zamzam kemasan galon 5 liter tidaklah benar. 

Foto: Replika Sumur Zamzam di Museum Haramain

Karena air zamzam yang ada di Masjidil Haram maupun yang dikemas galon 5 liter, berasal dari sumber yang sama, yakni sumur zamzam di Ka'bah. Air dalam sumur zamzam disedot dengan kapasitas 200 ribu liter/hari ke kilang penampungan air di Kudai, Mekah (4 kilometer dari Masjidil Haram).   

Air yang disedot disaring/filter dan ditampung di kilang-kilang air dengan berkapasitas 15.000 m3. Filter air berfungsi menyaring dan membersihkan pasir atau partikel lain yang ikut tersedot dari sumur asal, sehingga layak untuk dikonsumsi. 

Bedanya, air zamzam yang disedot Suqya Zamzam dari Masjidil Haram ini ada yang dialirkan kembali setelah disaring ke kran-kran air di Masjidil Haram, dan sebagian lagi ada yang dikemas di dalam galon 5 liter untuk dijual kepada jemaah sekitar 3.25 Riyal atau sekitar Rp12.500.

"Air zamzam yang ada di Masjidil Haram itu bukan dari sumurnya langsung, tapi dari sini perusahaan ini (tempat penyaringan air zamzam di Kudai) baru disalurkan lagi ke sana. Yang di Madinah juga sama (dari Kudai)," kata Ahmad Bukhori, Pemandu di Suqya Zamzam, saat kunjungan Tim Media Center Haji di Kudai, Mekah, Kamis, 5 September 2019.

Foto: Jemaah mengambil air zamzam di sekitaran Masjidil Haram

Bukhori menjamin air zamzam yang ada di Masjidil Haram dengan yang ada di dalam kemasan galon 5 liter ini berasal dari sumber yang sama. Khasiat dan keutamannya pun juga sama. Namun demikian, Ia tak menampik air zamzam yang ada di Masjidil Haram itu lebih 'hidup' karena setiap saat dibacakan Alquran.

"Air zamzam ini (kemasan) dengan Masjidil Haram tidak ada bedanya. Tapi Masjidil Haram adalah tempat yang barokah. Air zamzam ini 'terharu' dengan bacaan azan, shalawat, orang salat, bacaan Alquran. Air zamzam ini terpengaruh dengan suasana rohani di Masjidil Haram," ungkap pria yang sudah 20 tahun bekerja sebagai pengelola air zamzam ini.

Disamping itu, air zamzam juga berkhasiat sebagai penawar penyakit. Selama 20 tahun mengkonsumsi air zamzam, Bukhori merasa tubuhnya lebih sehat. Pernah suatu hari kakinya sakit, lalu diusapkan air zamzam di bagian kaki yang sakit, dan atas izin Allah sembuh.

"Kalau minum air zamzam baca Bismillah, niatkan dalam hati untuk kesembuhan apa yang sakit. Semua kesembuhan itu datangnya dari Allah," tegas pria 40 tahun ini. 

Foto: Air Zamzam galon 5 liter

Untuk tetap menjaga keaslian dan kekhasannya, Suqya Zamzam tidak membuka cabang di luar Kota Mekah untuk menjual air zamzam kemasan 5 liter. Raja Arab Saudi melarang menjual air zamzam kemasan di luar Mekah, apalagi sampai ke luar negeri. 

"Air zamzam adalah air suci yang cuma ada di Mekah. Kalau Anda mau minum air zamzam, maka datang lah ke Mekah," imbuhnya. 

Meskipun Suqya Zamzam ini adalah badan usaha, namun tidak berorientasi pada profit. Karena statusnya sebagai badan usaha wakaf. Karenanya, setiap keuntungan yang diperoleh merupakan aset wakaf untuk kaum dhuafa, yatim piatu dan syiar Islam pengembangan rumah ibadah.