Festival Souk Ukaz, Pasar Kuno Kebanggaan Bangsa Arab 

Festival Souk Okaz, Pasar Ukaz, di Taif Mekah Arab Saudi
Sumber :
  • VIVA/Dedy Priatmojo

VIVA – Kalau ada yang bertanya bagaimana cara bangsa Arab kuno berinteraksi antar sesama kabilah, maka Souk Okaz (Pasar Ukaz) adalah tempatnya. Pasar yang konon telah ada sejak sebelum 500 Masehi ini menjadi kebangaan bangsa Arab kuno untuk saling unjuk kebolehan, unjuk kemewahan dan perniagaan.

Pasar Ukaz merupakan pasar kuno yang paling terkenal di Semenanjung Arab. Letaknya berada di dataran tinggi Taif, 90 kilometer dari Mekah. Pasar ini hanya dibuka setahun sekali, setiap tanggal 15-30 Dzuqa'dah. 

Sejak dulu, keberadaannya selalu semarak karena menjadi titik temu peradaban, budaya dan dagang bangsa Arab kuno. Barang dagangan yang dijual antara lain senjata, permadani, bulu domba, tembikar, bejana, perhiasan, minyak wangi, mentega, susu, hasil bumi dan rempah-rempah. 

Selain perniagaan, Pasar Ukaz menjadi ajang perlombaan adu syair serta karya sasta antar kabilah Arab. Tak jarang, adu gulat juga dipertontonkan untuk menunjukkan eksistensi kabilahnya.

Di masa kini, Pasar Ukaz telah bertransformasi lebih modern. Tentunya dengan tetap menjaga nilai-nilai sejarah dari pasar tersebut, sehingga eksistensinya tetap bisa dirasakan. Caranya, pemerintah Arab Saudi menghidupkan kembali Pasar Ukaz setelah ribuan tahun mati suri.

Gubernur Mekah, Pangeran Khalid bin Faisal meresmikan kembali Pasar Ukaz pada tahun 2006, di daerah yang dulunya diyakini tempat Pasar Ukaz bangsa Arab kuno. Acara diisi dengan menggelar berbagai macam kegiatan perdagangan, pentas seni budaya, sastra Arab dan pameran syair Arab kuno. Acara tersebut berlangsung selama 7 hari.

Berganti tahun, Festival Souk Okaz (Pasar Ukaz) kian meriah. Perhelatannya pun semakin wah. Dengan balutan nuansa modern tapi tetap menampilkan aktifitas bangsa Arab masa lalu di Pasar Ukaz. Festival yang menjadi bagian dari Taif Season ini digelar mulai tanggal 1-31 Agustus 2019. 

Gerbangnya berdiri megah di tanah lapang. Parkirannya sangat luas, sejauh mata memandang. Turis maupun wisatawan dari dalam dan luar Arab tumpah ruah di ajang tahunan ini. Begitu masuk ke dalamnya, ada 7 layar besar yang menampilkan tujuh sosok pria berpakaian jubah Arab masa lampau saling beradu syair Arab. 

Sekilas, tujuh sosok pria bersyair di dalam layar itu seperti ucapan selamat datang kepada para pengunjung, sekaligus ingin menunjukkan identitas dari Pasar Ukaz di masa lalu, sebagai ajangnya para pujangga syair di jazirah Arab.  

Di tengah-tengah arena Pasar Ukaz, menampilkan sebuah drama kolosal sejarah dengan latar kemah-kemah kuno dan kendaraan bangsa Arab jahiliyah, unta dan kuda. Drama mengisahkan tentang kebiasaan bangsa Arab kuno di Pasar Ukaz, yang saling menunjukkan keahlian dalam berperang serta adu gulat.

Bagian tak kalah penting dari perjalanan sejarah Pasar Ukaz, digambarkan dalam sebuah lokasi yang berisi tentag syair-syair Arab, bahasa dan peradaban Arab, seni musik, ulama-ulama Arab serta seni kaligrafi Arab. Sastra Arab ini menjadi corak dari kemegahan Pasar Ukaz di masa lalu.

Pada bagian lain, Pasar Ukaz juga dijadikan tempat untuk berdagang benda-benda kerajinan tangan, pakaian, minyak wangi dan makanan. Tak hanya dari Arab Saudi, tapi juga negara jazirah Arab lainnya, seperti Oman, Kuwait, Bahrain, Uni Emirat Arab, Yaman, Lebanon, Mesir, Irak, Tunisia dan Maroko.

Meskipun Pasar Ukaz identik dengan aktivitas orang-orang Arab kuno, namun sentuhan modernisme telah mendekatkan sejarah pasar ini pada kaum milenial. Buktinya, semenjak event ini dibuka kaum muda mudi dari dalam negeri Arab Saudi maupun negara Timur Tengah lainnya, memadati event ini.

Sentuhan modern dalam setiap angle karya seni yang ditampilkan menjadikan Festival Soul Okaz ini benar-benar seperti pekan rayanya bangsa Arab. Tua-muda berbaur menyelami setiap sudut perjalanan sejarah bangsa Arab di masa lalu.

Ahli Filologi Islam dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah, Jakarta, Prof Oman Fathurahman, mengatakan Souk Okaz saat ini disebut sebagai Multaqo Al Arab, atau tempat bertemunya orang-orang Arab.

Bangsa-bangsa Arab di masa lalu, baik yang dari Jazirah Arab itu sendiri, dari Kisra, Persia, dan berbagai wilayah lain, berkumpul dan memperlihatkan keunggulannya masing-masing. Selain itu, memamerkan budayanya, bahasa dan sastranya. Kemudian puisi-puisi dari penyair Arab yang terbaik (Al Mualaqot) dipilih, kemudian ditulis dengan tinta emas dan digantungkan di Kakbah. 

"Mungkin kita bisa sebut, Souk Okaz ini merupakan ruang publik bagi bangsa Arab untuk membicarakan berbagai hal termasuk negosiasi politik, perdamaian, bahkan termasuk kalau mau dilakukan peperangan, gencatan senjata dibicarakan di Souk Okaz," kata Prof Oman saat mengunjungi Souk Ukaz di daerah Taif, Mekah, Arab Saudi, Rabu, 28 Agustus 2019. 

Menurutnya, pemerintah Arab Saudi telah memiliki kesadaran bahwa tradisi dan budaya Arab perlu dihidupkan kembali, melalui festival budaya-budaya Arab dan pentas seni. Tidak hanya melibatkan warga Arab Saudi, tapi juga negara-negara Timur Tengah lainnya.  

"Maka kita bisa lihat ada parade unta, pameran dari berbagai negara Arab ada Bahrain, Lebanon, Oman, dan seterusnya. Di sini semuanya mengapa disebut Multaqo Al Arab, tempat bertemunya orang-orang Arab termasuk di masa kontemporer ini," ujarnya.

Festival Souk Okaz ini dibuka setiap hari selama sebulan penuh (1-31 Agustus). Untuk harga tiket masuknya cukup terjangkau, yakni 10 Riyal per orang. Festival ini dibuka mulai pukul 17.00 hingga 00.30 waktu Arab Saudi. Bagi yang masih berada di Tanah Suci, tidak ada salahnya Anda berkunjung ke sini.