Sutopo: Hidup Bukan Ditentukan Panjang Pendeknya Usia

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Sutopo susah payah menghela nafas. Matanya menerawang dan tangannya memegangi dada. Sesekali helaan nafas berat terdengar. Ia mengaku sedang menahan nyeri. "Kanker itu sakit, sakit sekali," ujarnya lirih. Tak ada nada gundah. Ia hanya mengungkapkan apa yang ia rasakan.

Sutopo Purwo Nugroho, pria yang punya peran penting dalam pemberitaan bencana di Indonesia ini mengaku tak ingin menyerah pada kanker paru stadium 4B yang kini menderanya. Seolah ingin melepas lelah, ia lalu merebahkan tubuhnya ke sandaran kursi. "Ada pain killer disini," ujarnya. 

Ia membuka kancing baju, memperlihatkan bagian dada. Di situ terlihat semacam plester, berwarna coklat dengan ukuran sekitar 2x4cm.  "Pakai ini lumayan mengurangi nyeri dan sakit," ujarnya menambahkan. 

Ia kembali mengangkat bajunya, memperlihatkan pinggang bagian belakang. "Bagian ini dibolongi," ujarnya sambil memegangi area tubuh yang ia maksud. "Ini tempat untuk mengeluarkan cairan yang memenuhi rongga dada saya," ujarnya menjelaskan. 

Kepala Pusat Data dan Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho

Ia lalu memperlihatkan rekaman video ketika proses pengeluaran cairan dari tubuhnya dilakukan. Sebuah selang dimasukkan ke tubuhnya, di ujung selang ada tabung untuk menyedot cairan dari dalam tubuh. Ketika cairan disedot, Sutopo mengatakan itu adalah proses yang juga sakit. Tapi demi kesembuhan ia rela melakukan proses itu. Entah berapa liter cairan yang berhasil dikeluarkan. Warnanya kemerahan, karena bercampur darah. 

Ia bukan tak peduli dengan sakit yang kini telah menyebar ke berbagai bagian di tubuhnya, ia hanya tak ingin berlarut dalam diam. "Saya justru jadi bertambah sakit jika tidak melakukan sesuatu," tuturnya kepada VIVA yang menemuinya di Graha BNPB, Jakarta, Kamis, 8 November 2018. 

Meski dokter sudah memintanya untuk beristirahat, tapi Sutopo menolaknya. Ia mengaku tak enak jika hanya diam dan membiarkan penyakit melumpuhkan semangat hidupnya.

Peran dan jabatan Sutopo sangat strategis. Jika terjadi bencana di Indonesia, maka nama Sutopo Purwo Nugroho akan disebut pertama. Posisinya sebagai Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB menjadi rujukan utama. Nama Sutopo begitu terkenal,  bukan saja karena ia bekerja dengan penuh dedikasi dan selalu menjawab ketika dikontak. Tapi, juga karena sakit kanker paru stadium 4B yang menderanya. 

Sutopo terkenal, karena di tengah perlawanan mengatasi rasa sakit dan pengobatan yang ia jalani, ia tetap menerima telpon untuk wawancara, menggelar konferensi pers, membuat dan menyebarkan rilis soal bencana, membalas pesan melalui whatsapp, hingga menerima tamu dari berbagai kalangan. 

Selanjutnya, Menolak jadi Humas...