Mudik yang Jenjam

Foto udara jalan tol Trans Sumatera sesi ruas Bakauheni-Terbanggi Besar yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di Lampung
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Suasana sebuah restoran di bilangan Sudirman, Jakarta Pusat tampak ramai pada Senin malam 27 Mei 2019. Para pengunjung sibuk menyantap hidangan buka puasa, sambil sesekali berbincang soal macetnya jalanan. 

Ibu Kota pada satu pekan menjelang lebaran, memang tampak masih padat. Kaum pekerja bergegas menyelesaikan semua pekerjaan mereka, agar bisa meninggalkan kantor dan berlibur dengan tenang. “Kamu jadinya naik apa?” tanya seorang tamu restoran bernama Ari, pada rekannya, Adi.

“Mobil lah. Pesawat enggak masuk akal harga tiketnya,” ujar Adi singkat.

“Mentang-mentang dapat pinjaman mobil,” kata Ari dengan nada bercanda.

“Iya dong. Sekalian nyobain tol baru,” jelas Adi.

Topik tersebut banyak sekali diperbincangkan oleh mereka, yang hendak mudik ke kampung halaman. Isu mahalnya harga tiket pesawat, memang membuat banyak pihak kecewa. Alhasil, tidak sedikit yang menjatuhkan pilihan pada transportasi darat.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan, jalan tol Trans Jawa sepanjang 1.000 kilometer sudah bisa dimanfaatkan oleh para pemudik, yang hendak menuju Jawa bagian timur dari arah barat maupun sebaliknya.

Tol Trans Jawa

Jalan nasional di Pulau Jawa sudah siap sepanjang 4.693 km, dari total 5.073 km. Basuki menjelaskan, lintas utara Jawa sepanjang 1.341 km sudah mantap 97 persen, dan lintas tengah Jawa sepanjang 1.197 km sudah mantap 93 persen. Kemudian, untuk jalan nasional lintas selatan Jawa sepanjang 888 km, kondisinya sudah mantap 98 persen. Sedangkan untuk pantai selatan Jawa sepanjang 1.647 km, sudah mantap 83 persen.

Tol Trans Jawa terbukti bisa memangkas waktu perjalanan. Contohnya, dari Surabaya hingga Jembatan Kali Kenteng yang berjarak 274 km, bisa dicapai hanya empat jam, lebih cepat tiga jam dibanding lewat jalan nasional.

Sementara, perjalanan dari Surabaya ke Kalikuto sekitar lima jam 30 menit, jauh dari waktu normal yang biasanya mencapai 10 jam. Jika kondisi jalan normal dan tidak ada hambatan berarti, maka jarak tempuh Jakarta menuju Surabaya bisa mencapai 10 jam saja.

Salah satu titik yang membuat laju kendaraan pemudik dari barat terhambat, adalah saat pengambilan kartu tol di Cikarang Utama. Hal ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun, dan macetnya bisa mencapai puluhan km. Untuk itu, PT Jasa Marga sebagai operator tol Jakarta-Cikampek telah memindahkan Gerbang Tol atau GT Cikarang Utama yang berada di KM 29, ke GT Cikampek Utama dan Kalihurip Utama.

Tak hanya itu, Jasa Marga juga akan memberlakukan sistem satu arah, yakni mulai dari GT Cikampek Utama menuju timur. Sementara, arus lalu lintas di tol Jakarta-Cikampek tetap normal. “Demi mengantisipasi lonjakan kendaraan saat arus mudik dan balik, di tol Jakarta-Cikampek kami akan memberlakukan kebijakan lawan arus," ujar General Manager Jasa Marga Jakarta-Cikampek, Raddy R Lukman.

Polisi tengah mengatur one way di Cikampek Utama

Para pemudik yang pulang kampung lewat jalur darat di Sumatera, kini juga bisa memanfaatkan tol baru. Jalan tol Trans Sumatera yang siap digunakan untuk Mudik Lebaran 2019 sepanjang 503 km. “Ada 503 km yang bisa dimanfaatkan. Sekitar 280-an itu sudah operasional penuh. sisanya fungsional. Bakauheni-Terbanggi Besar itu sudah operasional,” ujar Basuki.

Kementerian PUPR pun berencana akan membuka tol fungsional sepanjang 225 km, yaitu tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang 189 km, Kayuagung-Palembang-Betung 33 km, dan Medan-Binjai Seksi I sepanjang 2,8 km.

Rest area dan SPBU

Hadirnya tol Trans Jawa memang bisa mempersingkat waktu tempuh para pemudik. Namun, mereka tetap harus menyusuri jalanan selama berjam-jam lamanya. Dua hal yang patut disiapkan adalah sarana penunjang, seperti tempat istirahat dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau SPBU.