Palembang, Kota Emas di Pinggir Musi

Jembatan Ampera, Sumatera Selatan.
Sumber :
  • VIVAnews/Aji YK Putra

VIVAnews - Sungai Musi membelah Provinsi Sumatera Selatan sepanjang 750 kilometer. Kota Palembang termasuk yang dibelah sungai ini.

Warga Palembang memanfaatkan aliran sungai untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti mencuci serta kebutuhan mandi, cuci dan kakus, selain tentu untuk transportasi. Belakangan, sungai terbesar di Sumatera itupun menjadi objek wisata.

Tiap sore, warga menghabiskan waktu di sejumlah tempat di pinggir sungai dan taman-taman kota. “Beberapa taman kota di sini sudah berjalan, seperti Kambang Iwak, Taman Polda dan lainnya sudah menjadi tempat nyaman bagi warga sini,” kata Welly Hadinata, seorang mahasiswa.

“Hampir tiap hari taman kota selalu dipenuhi oleh warga, baik itu untuk olah raga, maupun tempat nongkrong,” katanya.

Selain terkenal dengan objek wisata sungai,  aktivitas perdagangan di kota ini sangat tinggi. Beberapa pasar tradisional tersebar di berbagai penjuru kota.

Meski aktivitas perdagangan tinggi, sudah tujuh kali kota ini mampu mempertahankan predikat kota terbersih di Indonesia, bahkan sudah berturut-turut sejak tahun 2010-2014.

Tahun 2013, Palembang juga pernah menorehkan prestasi tingkat dunia dengan mendapatkan predikat sebagai kota terbersih yang berwawasan lingkungan se-Asia Tenggara dalam ajang ASEAN Environmentally Sustainable City Award. Penghargaan itu diterima langsung Walikota Palembang, periode 2008-2013  Eddy Santana Putra di Pnompenh, Kamboja dan terkahir di 2014 Palembang mendapatkan Piala Adipura Kencana sebagai kota Metropolitan.

Belakangan, Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) menempatkannya pula sebagai satu dari tujuh kota layak huni di Indonesia. Palembang mendapat nilai di atas rata-rata untuk kategori tata kota, ruang terbuka hijau, kebersihan, pengelolaan sampah, dan angkutan. Posisi di bawah rata-rata antara lain untuk kriminalitas dan kemacetan lalu lintas.

Kepala Bagian (Kabag) Humas dan Protokol Kota Palembang Ratu Dewa mengatakan, dengan terpilihnya Palembang sebagai salah satu kota layak huni di Indonesia menumbuhkan suatu kebanggaan besar. Prestasi yang diraih Palembang merupakan kerja keras dari pihak pemerintahan dan masyarakat.

“Kami akan terus berbenah hingga Visi Palembang Elok, Madani, Aman dan Sejahtera (Emas) 2018 dapat terwujud dan Palembang mampu menjadi kota terdepan di Indonesia,” Kata Ratu Dewa kepada VIVAnews,  Rabu  20 Agustus 2014.

Wakil Walikota Palembang Harnojoyo menyebutkan, untuk mempertahankan penilaian Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP), pihaknya dalam waktu dekat akan memperbanyak perbaikan rumah yang layak huni.

"Kami mendapat penilaian secara independent dari IAP, dan mendapat urutan ke-7 kota layak huni, ini juga sebagai komitmen kita untuk memberikan tempat tinggal layak huni bagi masyarakat kita," ujar Harnojoyo.

Pengamat perkotaan Palembang, Husni Thamrin menuturkan, sudah sepatutnya Palembang mendapatkan predikat sebagai kota layak huni bagi warganya disebabkan karena perencanaan tata kota dari pemerintah sebelumnya.

“Dilihat dari master plan tata kota, Palembang tergolong sebagai kota yang memang sudah direncanakan untuk menjadi kota yang terbaik. Tak terkecuali untuk kenyamanan warga dari infrastruktur yang dibangun pemerintah. Sekarang tinggal dari pemerintahnya untuk tetap menjaganya,” katanya.

Kegiatan warga di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan. (Foto: VIVAnews/Aji YK Putra)


Kriminalitas

Mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Palembang tersebut menyatakan, kenyamanan warga juga tak lepas juga dari faktor lingkungan masyarakat yang asri dan bersih. Pengelolaan sampah yang baik juga berpengaruh.

"Namun mengenai kriminalitas, tidak ada satu kota pun yang bersih dari kriminalitas. Meskipun sudah aman, tentunya pasti akan ada tindakan kiriminalitas. Sekarang tinggal pemerintah dan masyarakatnnya untuk menjaga lingkungannya agar tetap aman dan nyaman," ucap dia.

Mohammad Moeslim, (28), warga Palembang, berpendapat meskipun angka tindak kriminal tinggi, predikat sebagai kota layak huni pantas disandang kota tertua itu. “Saya rasa di manapun tempat, aksi kejahatan tetap ada. Tetapi di Palembang hanya di tempat-tempat tertentu, bukan di setiap sudut kota, yang membuat masyarakat menjadi cemas. Jadi, predikat sebagai kota layak huni sudah sangat tepat,” katanya.

Mengenai kebutuhan masyarakat terhadap air bersih dan pasokan listrik, menurut Moeslim, sejauh ini sudah berjalan sangat baik. “Karena Palembang dikelilingi oleh Sungai Musi, jadi pasokan air bersih sangat cukup.”

Sementara itu, menurut seorang mahasiswa perguruan tinggi Palembang, Dina Muthmainah, (23), kota yang dia tinggali sekarang sudah sangat cocok mendapat predikat kota layak huni. Dia menjelaskan, beberapa event olah raga internasional diselenggarakan di Kota Palembang, seperti Sea Games 2011 dan Islamic Solidarity Games (ISG) 2013.

“Wajar saja kalau Palembang layak huni. Dari segi pendidikan hingga kesehatan, untuk di Palembang, sudah sangat berjalan dengan baik karena didukung oleh pemerintah setempat dengan mengadakan program kesehatan gratis serta sekolah gratis,” katanya.