Sekolah Ditutup Pemilik Tanah,Siswa Terlantar

Sumber :

SURABAYA POST -  Sebanyak 200 siswa SDN Torjek I Kecamatan Kangayan, Kepulauan Kangean telantar. Pasalnya, sekolah tersebut ditutup paksa oleh pemilik tanah, Agus, yang juga warga setempat, Kamis (19/11).

Penutupan dilakukan pemilik tanah karena hingga sampai saat ini belum ada ganti rugi lahan dari Pemkab Sumenep kepada pemiliknya. Sedangkan lahan tersebut telah dipakai sekolah selama kurang lebih 20 tahun.

Pemilik lahan menutup pintu masuk ke sekolah dengan kayu dan bambu. Bahkan pintu kelas juga dipalang dengan kayu, sehingga tak ada satu pun siswa yang bisa masuk ke sekolah tersebut. Agar kegiatan belajar mengajar (KBM) tetap berjalan, pihak sekolah mengalihkan belajar ratusan siswa dengan menempati rumah warga.


Informasi tersebut diungkapkan Anggota DPRD asal kepulauan, Badrul Aini. Politisi PBB ini menyesalkan penutupan sekolah tersebut. Sebab akibat penutupan tersebut, ratusan siswa tidak dapat mengikuti KBM dengan normal. ”Tidak seharusnya warga menutup sekolah, karena anak didik kita yang dirugikan,” katanya.

Dia mendesak kepada Dinas Pendidikan untuk segera menyelesaikan ganti rugi sehingga KBM bisa kembali berjalan dengan baik. Dia juga menyayangkan lambannya pemkab dalam menyelesaikan sengketa lahan sekolah dengan warga. Padahal, katanya, alokasi dana pendidikan kabupaten ini cukup besar. Seharusnya, sengketa lahan sekolah diselesaikan lebih awal. Sehingga, dalam kasus ini, siswa tidak dirugikan. ”Alokasi dana kita besar, tapi kenapa masalah ganti rugi lahan sekolah masih banyak terbengkalai,” kritiknya.

Dia mengaku menerima informasi dari masyarakat bahwa masih banyak lahan lembaga pendidikan yang bermasalah, baik itu di daratan maupun kepulauan. ”Kita harapkan ada target tahun penyelesaian, jangan menunggu sekolah ditutup baru diselesaikan,” ujarnya.

Sayangnya, kasus ini tidak mendapatkan jawaban dari dinas pendidikan. Kadis Pendidikan Sumenep, Moh. Rais tidak dapat dikonfirmasi. Menurut kabar dari stafnya, dia sedang ke Singapore melakukan studi banding bersama SMAN 1 Sumenep dalam rangka sekolah bertaraf internasional.

Ahmad Zahrir Ridlo