Berburu Barang Antik, Silakan ke ‘Old Town’ Semarang

Barang-barang antik yang dijual komunitas seni di kawasan Kota Lama Semarang
Sumber :

VIVA.co.id – Anda kolektor barang tua, barang antik? Wajib mampir ke Kota Lama (Old Town) Semarang. Selain bisa menjelajah bangunan kuno peninggalan Belanda, Anda bisa mampir melihat-lihat atau membeli ribuan barang antik disana. Ya, di kawasan Old Town Semarang dijajakan ribuan barang kuno nan antik yang layak Anda miliki.

Menpar Arief Yahya berharap Kota Tua Semarang semakin hidup, sebab Kota Lumpia ini semakin banyak dikunjungi cruiser. Mereka jika turun ke Semarang bisa city tour dan menemukan destinasi yang cocok, heritage peninggalan Belansa tempo dulu.

Menempati Jln Srigunting dekat Gereja Belenduk, ada 40 pedang barang antik yang siap menyambut Anda. Harganya mulai dari Rp10 ribu hingga jutaan. Mulai dari uang kuno Belanda hingga seterika dan sexsofon kuno semua ada. Itulah Peguyuban Pedagang Barang Seni (PADANGSARI) yang menjadi salah satu spot antik di Old Town Semarang.

"Kami sudah empat tahun ada di sini sebelum Kota Lama ramai seperti sekarang. Silahkan membeli oleh-oleh yang tak bakal habis yaitu barang antik,"kata Teguh Gunawan, Ketua Padangsari yang memiliki stand barang antik "Rajawali Antik" itu.

Menurutnya Old Town tidak bisa dipisahkan dengan komunitas Padangsari karena salah satu keramaian dan destinasinya barang seni dan kuno. Banyak pengunjung yang terkesan dengan komunitas barang antik karena keunikanya. Sebagai kota lama Old Town satu paket dengan oleh-oleh barang kuno tersebut.

Saban hari lebih dari 500 pengunjung mampir ke barang seni. Tapi kalau Jumat, Sabtu, Minggu, atau tanggal merah bisa lebih 1000 orang. Mereka selalu melihat-lihat deretan toko seni yang berjejer di Jln Srigunting itu. Tiap hari selalu ada yang membeli oleh-oleh.

"Harganya kadang tidak terbatas mas karena barang seni dan kuno. Kalau mereka suka berapapun dibeli. Makin kuno makin mahal,"kata pria 43 tahun warga Jln Tirtiyoso 5 no 1 Semarang itu.

Banyak orang luar kota, apa lagi turis yang hobi belanja barang antik. Mereka merasa puas karena barangnya banyak dan bermacam-macam. Ada bekas botol air kuno, senjata, topi tentara, baju-baju, uang kuni sekian generasi, seterika, kalung sapi, gelang, alat musik kuno dll. Semua didapat dari koleksi lalu setelah banyak dijual. "Awalnya saya kolektor pribadi dengan gerilya bertahun-tahun. Saya punya banyak uang kuno," kata mantan pegawai bank itu.

Soal sejarah berkumpulnya paguyuban Padangsari sendiri cukup lama. Dulu awalnya hanya pameran sebulan sekali di Kota Lama. Karna banyak diminati akhirnya membuat pameran seminggu sekali. Karena seminggu sekali capek akhirnya berualan stiap hari sampai sekarang. "Dulunya banyak kendala  karena dilarang pihak terkait. Akhirnya izin  RT/RE lurah hingga camat bahwa ini jualan untuk membantu pariwisata akhirnya dibolehkan," ujarnya.

Sekarang tinggal menyinkronkan antara pengelola Kota Lama dalam hal ini BPK2L (Badan Pengelola Kawasan Kota Lama) dengan komunitas barang antik yang tergabung dalam Padangsari. Tujuannya sama mengembangkan Kota Lama untuk destinasi wisata kota Semarang. Sudah ada destinasi barang antik, pengelola tinggal menambah fasilitas MCK dan menatanya lebih menarik buat wisatawan. Lebih menarik lagi menambah atraksi kesenian atau spot baru selain akses dan amenitas yang sudah ada.

Dengan kondisi sekarang saja sudah mulai banyak tamu apa lagi dikembangkan akab lebih menarik. Selain turis lokal juga ada mancanegara.

Sudah empat tahun ini pihaknya jualan setiap hari buka jam 08.00-23.00. Bahkan kalau ramai bisa sampai jam 01.00 dinihari. Malah setiap lebaran tidak pernah tutup karena banyak pengunjung.  "Dari dulu Lebaran tidak tutup karena ramai. Kalau ramai bisa dapat satu juta sehari," ujarnya.

Dia sendiri inginnya menambah stand dari 40 menjadi lebih besar. Tetapi lahan di Srigunting tidak cukup. Padahal banyak yang mencari barang-barang antik seperti uang lama zaman VOC/Belanda,  Jepang, uang kuno RI, mahar nikah, dan lain-lain semuanya ada. Dia berharap pengelola membantu mengembangkan dengan membawa fasilitas permodalan atau kesejahteraan. "Karena kami ini butuh modal untuk berkembang, mohon dibantu pinjaman lunak atau apa," harap bapak dua putra ini. (webtorial)