Langkah Strategis Pemberdayaan ASN di Masa New Normal

Old Normal vs New Normal.
Sumber :

VIVA – Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi ranah teknologi dan sistem pemerintahan dan menjadikan negara-negara di seluruh dunia melakukan penyesuaian.

Penyesuaian ini bertujuan untuk mewujudkan kualitas pejabat publik yang lebih adaptif melalui pemanfaatan teknologi agar dapat menciptakan pelayanan publik yang optimal, efisien, dan efektif. 

Tantangan Kondisi ASN Saat Ini

Kondisi saat ini, lebih dari 1,6 juta  ASN hanya memiliki kemampuan  sebatas administrasi. Kondisi demikian dapat mengurangi percepatan reformasi birokrasi yang saat ini tengah berjalan. 

Hal tersebut diungkapkan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumulo, SH pada Rapat Koordinasi Pengembangan Kompetensi ASN yang mengambil tema “Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN di Era New Normal” yang dilaksanakan secara virtual, Selasa (30/6).

“Jadi saya tekankan pentingnya pengembangan kompetensi ASN untuk mewujudkan visi Presiden Jokowi terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Dalam visi tersebut, pengembangan ASN menjadi salah satu prioritas kerja 5 tahun ke depan. Presiden menginginkan SDM aparatur yang bekerja keras, melayani masyarakat, dinamis, terampil serta memiliki kemampuan dalam  penguasaan IPTEK, hal ini menjadi dasar untuk mewujudkan ASN berkelas dunia pada tahun 2024” ungkapnya.

Tjahjo juga menyampaikan, Lembaga Administrasi Negara (LAN) harus memiliki strategi untuk membangun pola pikir ASN yang komprehensif integral, memiliki integritas yang tinggi, profesional dan melayani. Terlebih di tengah situasi krisis pandemi covid-19, pola pelatihan yang diselenggarakan harus tetap memperhatikan protokol kesehatan.

“Dalam forum Rakornas ini, kita harus memunculkan ide, gagasan dan terobosan baru. ASN harus lebih produktif dengan menerapkan protokol kesehatan. Strategi baru adalah dengan menerapkan protokol Kesehatan. Kunci ke depan: meningkatkan profesionalisme, peningkatan skill teknologi informasi, taat kebijakan pemerintah pusah dan daerah.” tutupnya.

Langkah Strategis Lembaga Administrasi Negara

Sejalan dengan itu, Kepala LAN, Dr. Adi Suryanto, M.Si dalam sambutannya menjelaskan bahwa LAN telah mengambil langkah-langkah strategis dalam percepatan pengembangan kompetensi ASN terutama di masa pandemi Covid-19.

Salah satu yang dikembangkan di LAN adalah melalui pendekatan flexible learning yaitu pembelajaran dilakukan lebih lentur, fleksibel, dapat dilakukan kapan saja dan oleh siapa saja. Flexible learning digunakan oleh LAN sebagai strategi pengembangan kompetensi yang menfaatkan TIK baik synchronous maupun asynchronous.

“Lembaga pelatihan dapat mengembangkan TIK nya. Masa pandemi mengajarkan kita untuk bekerja dan belajar secara gesit (agile), dimana saja dan kapan saja. Memasuki New Normal, metode distance learning akan terus dikembangkan dengan memberikan opsi yang lebih fleksibel kepada lembaga pelatihan untuk menyelenggarakan pelatihan secara jarak jauh baik online ataupun offline.” ungka Adi.

Sementara itu, Deputi Bidang Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN, Dr. Muhammad Taufiq, DEA menyampaikan beberapa metode pengembangan kompetensi dalam kondisi new normal. 

Beberapa metode tersebut antara lain fulltime online, distance learning online dan offline, micro mobile learning, working place learning dan juga corporate university. Untuk mendukung beberapa metode tersebut dibutuhkan kesiapan fasilitator widyaiswara dana juga kesiapan dari lembaga pelatihan tersebut.

“Kami telah mengeluarkan kebijakan, maka para WI perlu dibekali, misalnya ada Community of Practive untuk WI saling share dan beradaptasai dengan situasi yang ada. Karena virtual ini sangat beda dengan klasikal. Selain itu, kesiapan lembaga pelatihan seperti masalah internet atau device untuk komunikasi perlu disiapkan dengan lebih baik lagi.” tambah Taufiq.

Sejalan dengan itu Kepala Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN LAN, Erna Irawati, S.Sos., M.Pol.Adm menyampaikan secara garis besar sudah banyak kebijakan untuk mendukung pelaksanaan pengembangan kompetensi pada masa pandemi. 

Sejauh ini, distance learning adalah yang paling aman dan banyak digunakan, nantinya kalau memang daerah lembaga pelatihan sudah hijau maka fleksibel bagi lembaga pelatihan tersebut untuk menyelenggarakan pelatihan secara normal seperti sebelumnya. Fleksibel diberikan sepenuhnya untuk tataran kebijakan ini.