Awal Mula China Dikeroyok Amerika dan Sekutu di Laut China Selatan

VIVA Militer: Kapal China di Laut China Selatan
Sumber :
  • Express

VIVA – Ketegangan laut China Selatan muncul ketika salah satu kapal penangkap ikan milik China mulai beroperasi di daerah laut China Timur yang diklaim  Jepang.

Pulau yang tidak berpenghuni yang diakui Jepang sebagai Kepulauan Senkaku. Sementara itu China mengklaim pulau tak berpenghuni itu sebagai Kepulauan Diaoyu.

Untuk itu sebagai bentuk dukungannya, Amerika bergabung dengan Jepang untuk mengatasi situasi perselisihan di sekitar pulau yang tak berpenghuni itu dan hal ini juga dibenarkan salah satu pejabat militer Amerika.

“Amerika Serikat benar-benar teguh dalam komitmennya untuk membantu pemerintah Jepang untuk menghadapi masalah di Senkaku. Kami siap 100%,” kata Letnan Jenderal Kevin Schneider dikutip VIVA Militer dari Express Jumat 31 Juli 2020.

Kevin juga mengungkapkan bahwa beberapa kali dalam sebulan belakangan China terlihat keluar masuk wilayah Jepang dan benar-benar menantang pemerintah Jepang.

Perlu diketahui bahwa pulau tak berpenghuni yang diklaim oleh Jepang dan China ini merupakan pulau strategis. Karena pulau itu sangat dekat dengan jalur pelayaran dan bahkan disebut sangat dekat dengan cadangan minyak.

Sehingga tak heran jika pulau tak berpenghuni ini menjadi rebutan bagi Negara Sakura dan Negeri Tirai Bambu itu. 

Kepemilikan Jepang atas pulau-pulau tak berpenghuni itu muncul dari Perjanjian Reversi Okinawa pada tahun 1971 yang berisikan bahwa Amerika telah memberikan kepemilikan atas pulau-pulau itu kepada Jepang setelah Perang Dunia II. Tapi China mengatakan bahwa secara historis pulau-pulau itu adalah bagian dari wilayahnya.

"Di Laut Cina Selatan, mereka terus menggertak mitra, tetangga, dan lainnya yang memiliki klaim sah atas wilayah dan pulau-pulau di sana. Jadi kami menawarkan bantuan pengawasan kepada Jepang untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di sekitar Senkaku,” ucap pejabat militer AS Letjen Kevin Schneider.

Namun untuk menanggapi pernyataan tersebut, juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin mengatakan bahwa dirinya berharap bahwa pihak-pihak terkait (Amerika) dapat melakukan sesuatu untuk membantu menjaga perdamaian dan menghindari kata-kata yang dapat mengganggu perdamaian serta stabilitas regional.

Ketegangan di Laut China Selatan semakin meningkat ketika menteri luar negeri Amerika, Mike Pompeo yang mengecam klaim China atas sumber daya lepas pantai di daerah tersebut sebagai sesuatu hal yang benar-benar melanggar hukum.

Jadi masih belum bisa diketahui sampai kapan ketegangan yang terjadi di Laut China Selatan yang melibatkan beberapa negara ini akan mereda.

Baca: Wah, Akhirnya Tentara Amerika Boleh Pakai Jilbab dan Serban