Ogah Perang Lawan China, Militer Filipina Cabut dari Sekutu Amerika

VIVA Militer: Armada perang militer Amerika di Laut China Selatan.
Sumber :
  • Japan Force

VIVA – Presiden Rodrigo Dueterte telah mengeluarkan pernyataan penting terkait ketegangan yang terjadi di Laut China Selatan.

Menurut Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, dalam pidato kenegaraannya Presiden Dueterte telah memerintahkan militer untuk tak lagi mengikuti kemauan Amerika Serikat dan sekutunya terkait Laut China Selatan.

Dueterte memutuskan tak akan lagi mau ikut latihan bersama Amerika dan sekutunya untuk menekan China di Laut China Selatan. Dan militer hanya diizinkan latihan di perairan teritorial negaranya sendiri.

"Presiden Rodrigo Duterte memiliki perintah tetap kepada kami, bagi saya, bahwa kami tidak boleh melibatkan diri dalam latihan angkatan laut di Laut Cina Selatan kecuali perairan nasional kami, jarak 12 mil dari pantai kami," kata Lorenzana seperti dikutip VIVA Militer dari Philstar, Selasa 4 Agustus 2020.

Dueterte menyatakan, aktivitas yang dilakukan di Laut China Selatan bisa berdampak buruk bagi Filipina, karena jika tindakan itu dianggap sebagai perang oleh China, maka ketegangan akan meningkat.

"Jika tindakan satu negara dianggap sebagai perang, ketegangan lain biasanya akan meningkat, jadi saya berharap bahwa semua pihak dalam latihan ini akan bekerja pada tindakan mereka di sana, untuk melakukan kehati-hatian dan kehati-hatian sehingga tidak akan ada kesalahan perhitungan yang bisa semakin meningkatkan ketegangan," kata Lorenzana.

Alasan Dueterte tak mau terprovokasi ikut latihan perang dengan Amerika dan sekutu sangat konkret. Filipina tak mau perang melawan China sebab mereka menyadari kekuatan militernya jauh dibandingkan China.

"Mereka (China) memiliki senjata, jadi apa yang bisa kita lakukan? Kita harus pergi berperang dan saya tidak mampu membelinya. Mungkin beberapa presiden bisa. Tapi kita tidak bisa," ujarnya.

Dueterte mengatakan, memang wilayah sengketa di Laut Filipina Barat masuk dalam zona ekonomi eksklusif Filipina dan China mengklaimnnya. Hanya saja Dueterte sadar untuk menegaskan hak kedaulatan atas wilayah itu dibutuhkan perang melawan China.

"China mengklaimnya, kami mengklaimnya. Tiongkok memiliki senjata. Kami tidak memilikinya. Jadi, sesederhana itu," kata Duterte.

Perlu diketahui, Amerika beberapa waktu lalu mengajak negara sekutunya seperti Australia dan Jepang untuk ikut dalam latihan perang besar-besaran yang digelar di Laut China Selatan, Filipina sempat terlibat dalam latihan itu.

Baca: TNI Jadi Korban Taktik Licik Bisnis Senjata Militer Amerika