Ditinggal Filipina, AS Minta Dukungan Indonesia di Laut China Selatan

VIVA Militer: Armada Militer Amerika Serikat (AS) di Laut China Selatan
Sumber :
  • South China Morning Post

VIVA – Sepertinya Amerika Serikat (AS) kembali memutar otak menghadapi dominasi klaim China di Perairan Laut China  Selatan. Terlebih lagi, pasca Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan kegiatan latihan militer gabungan bersama Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara-negara sekutunya di ASEAN dalam menghadapi kekuatan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) di perairan Laut China Selatan.

Keputusan Duterte yang menghentikan hubungan kerja sama dengan AS itu tentu saja menjadi pertimbangan tersendiri bagi Amerika dalam menghadapi pasukan Xi Jinping. Sebab, bagaimana pun, Amerika Serikat membutuhkan klaim negara-negara yang berada di wilayah perairan Laut China Selatan untuk menghadapi kekuatan militer China. 

Indonesia sepertinya adalah salah satu target operasi Amerika saat ini untuk meraih dukungan dalam menghadapi dominasi China di perairan Laut China Selatan tersebut.

Senin kemarin, 3 Agustus 2020, Menteri Luar Negeri AS, Michael R.Pompeo menghubungi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi. Dalam percakapannya Pompeo meminta kepada Indonesia untuk selalu mempererat hubungan strategis antara AS dan Indonesia. 

Dia juga membahas tentang situasi di Laut China Selatan terkait dengan ketegangan yang terjadi antara Amerika Serikat dan beberapa negara sekutunya dengan China akhir-akhir ini.

"Menteri Luar Negeri Michael R. Pompeo hari ini berbicara dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengenai Kemitraan Strategis AS-Indonesia yang kuat dan terus terjalin, serta tujuan bersama kedua negara akan penghormatan terhadap hukum internasional di Laut China Selatan," kata Wakil Juru Bicara Utama Menlu AS, Cale Brown dikutip VIVA Militer dari laman resmi Kedubes AS, Selasa, 4 Agustus 2020.

Memang tidak dijelaskan secara detail apakah ada pembahasan yang mengarah pada ajakan operasi militer gabungan di Laut China Selatan atau tidak kepada pemerintah Indonesia. Namun, komunikasi yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri AS itu sangat jelas mengarah kepada kerjasama dalam menjaga kawasan ZEE di perairan Laut China Selatan yang selama ini diklaim oleh China sebagai wilayah perairan resmi Beijing.

"Menlu Pompeo dan Menlu Retno menggarisbawahi pentingnya meningkatkan kesehatan masyarakat dan kerjasama ekonomi untuk membangun kembali perekonomian kita dan menjaga kawasan tetap aman," kata Cale Brown.