Konflik Laut Mediterania, Erdogan Ancam Presiden Prancis

VIVA Militer: Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan
Sumber :

VIVA – Ketegangan di Laut Mediterania timur sampai hari ini terus meningkat. Konflik antara militer Turki dan pasukan Yunani yang didukung Prancis tidak mengarah pada de-eskalasi, terlebih lagi ketika Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak agar negara-negara Uni Eropa (UE) untuk memberikan sanksi tegas kepada Turki karena tidak mengindahkan permintaan UE untuk menghentikan mobilisasi armada tempurnya di Laut Mediterania timur dan tidak menghentikan aktivitas eksplorasi pengeboran minyak dan gas di perairan yang diklaim oleh Yunani sebagai wilayah Zona Ekslusif Ekonomi (ZEE) negara Yunani itu.

Desakan dari Prancis kepada Turki itu direspon sinis oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Erdogan kembali mengancam Emmanuel Macron karena telah ikut campur dengan aktivitas eksplorasi minyak dan gas di perairan Mediterania timur. 

"Jangan main-main dengan orang-orang Turki. Jangan main-main dengan Turki," kata Erdogan merespon desakan Emmanuel Macron di Istanbul sebagaimana yang dikutip VIVA Militer dari Sputnik News, Minggu, 13 September 2020.

Untuk diketahui, permintaan Prancis agar Uni Eropa (UE) memberikan sanksi tegas kepada Turki dilakukan pada hari Kamis lalu. Macron berbicara lantang dalam pertemuan puncak negara-negara Uni Eropa itu dengan meminta Brussel untuk memberikan 'garis merah' kepada Turki karena Ankara tidak mematuhi saran dari UE untuk menghentikan aktivitas pengeboran minyak dan pengerahan pasukan militernya di kawasan Mediterania timur.

"UE harus bersikap keras terhadap pemerintah Turki dan bukan dengan rakyat Turki, yang berhak mendapatkan lebih dari sekadar pemerintah Erdogan. Tujuan kami adalah untuk menghindari semua eskalasi, tetapi menghindari eskalasi tidak berarti pasif atau penerimaan," kata Emmanuel Macron dalam acara pertemuan puncak negara-negara UE lalu.

Diberitakan VIVA Militer sebelumnya, ketegangan antara Turki dan Yunani yang didukung Prancis terjadi sejak bulan Agustus lalu. Turki memutuskan untuk menggerakkan kapal penelitian seismik Oruc Reis serta sejumlah armada tempur Angkatan Laut Turki untuk melancarkan tujuannya mengeskplorasi minyak dan gas di Laut Mediterania timur. 

Tidak hanya itu, Erdogan juga melakukan sejumlah latihan militer gabungan yang melibatkan sejumlah kapal perang mereka. Bahkan, dalam beberapa hari kedepan Turki juga mengundang Angkatan Bersenjata Rusia untuk melakukan aktivitas militer di Laut Mediterania timur atau sekitar lokasi aktivitas pengeboran minyak dan gas mereka untuk memperkuat klaim wilayah eksplorasi mereka di hadapan Yunani dan Prancis. 

Angkatan Bersenjata Yunani saat ini juga sudah bersiap di Pulau  Meis untuk menyerang Turki. Pulau Meis adalah salah satu wilayah kepulauan Yunani yang jaraknya hanya sekitar 2 kilometer dari bibir pantai Turki. Sementara Angkatan Laut Prancis juga sudah berjaga-jaga di sekitar perairan Siprus Yunani untuk menghadang aktivitas militer Angkatan Laut Turki di perairan Mediterania timur.