Turki Makin Terancam, AS Siap Pindahkan 50 Bom Nuklir ke Yunani

VIVA Militer: Tentara Amerika Serikat memindahkan bom nuklir
Sumber :
  • US Air Force

VIVA – Ancaman Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, untuk menutup Pangkalan Udara Militer Incirlik diprediksi bisa membuat negara itu dalam bahaya. Sebab seperti yang diketahui, Amerika Serikat (AS) tengah berencana untuk memindahkan sejumlah pasukan dan senjatanya ke Yunani.

Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari Greek City Times, Amerika dikabarkan akan segera memindahkan sejumlah pesawat dan senjatanya dari Pangkalan Udara Incirlik ke Yunani. Yang lebih mengejutkan, muncul spekulasi bahwa AS juga akan memindahkan 50 rudal berhulu ledak nuklir yang saat ini disimpan di pangkalan itu.

Dalam berita VIVA Militer 12 September 2020, seorang senator AS dari Partai Republik, Ron Johnson, meminta pemerintah Donald Trump untuk memikirkan opsi pemindahan sejumlah pesawat dan senjata dari Pangkalan Incirlik, Adana, Turki. Johnson menyatakan, pemerintah AS harus melihat Pangkalan Angkatan Laut di Pulau Kreta, Yunani, sebagai opsi alternatif.

"Kami tidak tahu apa yang akan terjadi dengan (Pangkalan Udara Militer) Incirlik. Kami berharap yang terbaik, tetapi kami juga harus merencanakan untuk menghadapi yang terburuk," ucap Johnson dikutip VIVA Militer dari Washington Examiner.

"Kami ingin mempertahankan kehadiran dan kerjasama penuh kami di Turki. Saya tidak berpikir kami ingin melakukan perubahan strategis. Tetapi saya pikir dari postur pertahanan, kami harus melihat kenyataan dari situasi di mana jalan yang ditempuh Erdogan tidak baik. Kami melihat Yunani sebagai alternatif," kata Johnson melanjutkan.

Seperti yang diketahui, pangkalan itu adalah salah satu pusat logistik militer negara-negara anggota Pakta Atlantik Utara (NATO). Selain AS, sejumlah negara semisal Spanyol, Jerman, dan Arab Saudi, juga menempatkan sejumlah pasukannya di Pangkalan Udara Militer Incirlik.

Ancaman Erdogan untuk menutup Pangkalan Udara Incirlik, adalah bukti dari memburuknya hubungan Turki dan AS. Ancaman ini juga adalah respons keras Erdogan, atas rencana AS menjatuhkan sanksi kepada Turki.

Memanasnya hubungan dengan AS tak lepas dari sejumlah keputusan yang dibuat Erdogan. Beberapa diantaranya adalah pembelian rudal sistem pertahanan udara S-400 Triumf dari Rusia.

AS geram dengan langkah yang diambil Erdogan ini, dan pada akhirnya menangguhkan posisi Turki dalam program jet tempur siluman F-35 Lightning II.

Kemudian, AS juga mengecam Erdogan yang masih berhubungan dengan sayap militer Hamas Palestina yang dianggap sebagai kelompok teroris. Satu faktor lainnya adalah konflik sengketa wilayah antara Turki dan Yunani yang hingga saat ini semakin meruncing.

Baca juga: Desak Erdogan, Militer Turki Sudah Gatal Ingin Segera Habisi Yunani