Akhirnya Presiden Yunani Muncul dan Nyatakan Siap Perangi Turki

VIVA Militer: Presiden Yunani, Katerina Sakellaropoulo
Sumber :
  • Contrepoints

VIVA – Presiden Yunani, Katerina Sakellaropoulo akhirnya muncul. Sosok Sakellaropoulo jarang tampil sejak Yunani terlibat konflik sengketa wilayah dengan Turki di Laut Mediterania. Mengejutkan, Sakellaropoulo langsung menyatakan Yunani siap perang melawan Turki.

Dalam sejumlah berita VIVA Militer, langkah diplomasi yang dilakukan Yunani lebih sering diwakili oleh Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis. Mitsotakis lebih sering muncul dibanding Sakellaropoulo, terutama saat mengadakan pertemuan dengan para pemimin negara-negara Uni Eropa (UE).

Terkait masalah konflik sengketa wilayah, Sakellaropoulo mengatakan pihaknya siap melakukan dialog diplomasi dengan Turki. Opsi itu diyakini Sakellaropoulo adalah salah satu jalan untuk mengakhiri situasi Yunani, yang disebutnya tengah berada dalam masa sulit.

"Kami hidup di masa-masa sulit. Tetapi, kami juga siap untuk berdialog. Yunani telah memastikan kesiapan untuk mendukung dialog. Tapi tentu saja, dialog tidak berada di bawah ancaman," ucap Sakellaropoulo dikutip VIVA Militer dari Bianet.

Tak cuma itu, Sakellaropoulo membenarkan bahwa Yunani telah menyepakati pembelian sejumlah unit jet tempur Dassault Rafale dari Prancis. Seperti yang diketahui, dalam laporan VIVA Militer 8 September 2020, pemerintah Yunani dikabarkan bakal menggelontorkan dana sebesar 1,5 miliar Euro (RpRp26,2 triliun) untuk membeli kapal perang dan jet tempur Dassault Rafale.

Pada 10-11 September 2020 lalu, Mitsotakis turut hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi Med-7 di Corsica, Prancis, untuk membicarakan kesepakatan itu.

Sakellaropoulo ingin memastikan ingin memberikan pesan kepada Turki dan menegaskan, bahwa Yunani siap menghadapi skenario terburuk perang. Dalam pernyaataannya, Sakellaropoulo mengambil pepatah Yunani kuno, soal perdamaian dan kesiapan perang.

"Pemerinta telah memutuskan bahwa kami harus melakukan tindakan ini (pembelian jet tempur Dassault Rafale). Tidak hanya untuk mengirim pesan (kepada Turki), jika Anda ingin perdamaian, Anda harus selalu lebih siap untuk berperang," kata Sakellaropoulo melanjutkan.

"Semua orang membutuhkan perdamaian di Mediterania. Tidak hanya Yunani, tetapi Turki, Uni Eropa, NATO (Pakta Atlantik Utara), dan semua orang juga membutuhkannya," ucapnya.

Baca juga: Ambisi Erdogan Bikin Senjata Nuklir Agar Israel Tak Songong