Gawat, Turki Dituduh Kirim Pasukan Teroris Buat Bantu Azerbaijan

VIVA Militer: Tentara bayaran Turki di Suriah
Sumber :
  • Defense News

VIVA – Perang Armeina-Azerbaijan kembali pecah setelah kedua negara sempat sepakat untuk melakukan gencatan senjata, sejak Juli 2020 lalu. Baku tembak pasukan militer Armenia dan Azerbaijan terajadi di sejumlah wilayah perbatasan kedua negara, dan menimbulkan korban jiwa.

Dalam berita VIVA Militer sebelumnya yang dikutip dari Public Radio of Armenia, pasukan Angkatan Bersenjata Armenia dan Angkatan Bersenjata Azerbaijan (ASQ) terlibat pertempuran di desa Chilaburt wilayah Tartar, Desa Yusifjanli wilayah Aghdam, Garakhanbayli, Ashagi Seyidahmadli, dan desa Horadiz wilayah Fuzuli. Termasuk, wilayah perbukitan tanpa nama di daerah Tartar dan Khojavand.

Akibat insiden itu, satu orang tentara Armenia tewas. Korban tewas adalah Sersan Muda Hovik Tamazyan (29), dengan luka tembak dan terkena pecahan peluru bagian vital.

Kementerian Pertahanan Azerbaijan menuduh pasukan militer Armenia melancarkan serangan lebih dulu. Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan Azerbaijan menyebut pasukan militer Armenia melanggar gencatan senjata sebanyak 34 kali. 

Sebaliknya, Kementerian Pertahanan Armenia juga menuding pasukan militer Azerbaijan lah yang sebenarnya menyerang duluan, sehingga membuat Tamazyan tewas.

Yang terbaru, Menteri Luar Negeri Armenia, Zohrab Mnatsakanyan, melontarkan pernyataan kontroversial terkait insiden tersebut. Dikatakan Mnatsakanyan, ia melihat adanya unsur intervensi militer Turki dalam peristiwa itu, dan dalam konflik Armenia-Azerbaikan. 

Mnatsakanyan meyakini jika Turki telah mengerahkan tentara bayaran, yakni kelompok pasukan pemberontak dari Suriah. Gilanya lagi, Mnatsakanyan menyatakan hanya Turki yang bertindak gegabah dan menimbulkan eskalasi ketegangan antara Armenia dan Azerbaijan.

"Adanya percobaan agresi terhadap Armenia di seberang perbatasan Armenia-Azerbaijan. Ini merupakan tantangan serius bagi proses perdamaian dan stabilitas kawasan ini. Semua negara di dunia sangat berhati-hari untuk tidak menimbulkan eskalasi lebih lanjut, kecuali Turki," ujar Mnatsakanyan," dikutip VIVA Militer dari News.am.

"Kami telah melihat unsur-unsur kehadiran militer Turki di Azerbaijan, dan menerima berita tentang perekrutan pejuang teroris asing untuk memantau wilayah kami. Jadi, kami tidak bisa diam saja terhadap kebijakan destabilisasi dan kebijakan agresif (Azerbaijan), yang tidak akan disambut baik," katanya.

Turki diketahui memang menjadi salah satu negara yang mendukung Azerbajan dalam Perang Nagorno-Karabkah antara Armenia dan Azerbaijan, yang sudah terjadi sejak 1988. Turki kabarnya sudah berdiri di belakan A zerbaijan sejak 1993 silam.

Baca juga: Iran Tampar PBB, Nyatakan Siap Perang Jika Amerika Macam-macam